Tuduhan Dan Kekeliruan Dr Utsman Al-Khamis

Tanggapan Yang Jelas Atas Tuduhan Dan Kekeliruan Dr. Utsman Al-Khamis

Oleh: Prof. Dr Shalih Husain Ar-Raqb
(Dewan Ulama di Gaza, guru besar pemikiran Islam universitas Gaza, Menteri Waqaf pemerintahan HAMAS)

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan doa serta salam atas Rasulullah.

Sungguh Allah Yang Maha Esa telah menakdirkan saya untuk mendengarkan ceramah Syekh Dr. Utsman Al-Khamis, semoga Allah menjaganya, tentang apa yang terjadi di Gaza. Ceramahnya mengandung beberapa kekeliruan dan tuduhan yang seharusnya tidak membuat Syekh yang terhormat itu jatuh ke dalamnya, termasuk isi ceramahnya yang merendahkan umat Islam yang melakukan aksi solidaritas dan dukungan kepada penduduk Gaza. Dia mendasarkan tuduhannya dan pandangannya di atas banyak kekeliruan.

Dan apa yang ia sampaikan dari hukum-hukum syariat atau nasihat, apakah kepada umat Islam sebagai bentuk pelemahan atas aksi dukungan terhadap Gaza dan penduduknya, atau nasihat kepada penduduk Gaza untuk bersabar dan pasrah terhadap agresi, kekuatan, dan kejahatan kaum Yahudi, semua itu didasari oleh ketidaktahuan akan realitas jihad dan mujahidin di Gaza, serta ketidaktahuan yang besar terhadap peristiwa yang terjadi bertahun-tahun yang lalu di Jalur Gaza.

Oleh karena itu, saya ingin menanggapinya, membantah klaimnya, dan mengungkap kekeliruannya, menjelaskan kebenaran, dan menyingkap kebatilan, seraya mengharap pertolongan kepada Allah Yang Maha Esa dan Yang Maha Kuasa, dengan memohon taufik dan petunjuk-Nya.

Yang disayangkan dari Syekh adalah ceramahnya yang meremehkan ulama Gaza, dan berkata:

“Tunjukkan padaku ulama dari Gaza yang diakui agar kami bisa merujuk kepadanya.”

Pertama: Bertakwalah terlebih dahulu kepada Allah SWT terhadap para ulama Gaza, karena Gaza bukanlah tanah yang hancur atau tandus yang di dalamnya tidak ada ulama dan syekhnya, jika anda tidak mengetahuinya, maka ini adalah kesalahan anda sendiri dan menjadi kelalaian anda karena tidak berkomunikasi dengan mereka atau bertanya tentang mereka.

Di Jalur Gaza dan Tepi Barat terdapat ratusan ulama, dan para sarjana hukum Syariah yang dikenal oleh beberapa dari mereka yang keutamaan dan prestasi akademisnya juga dikenal. Ada beberapa perguruan tinggi Syariah di Gaza di mana ada puluhan pemegang PhD mengajar ilmu-ilmu Syariah, dan beberapa dari mereka bergelar profesor di bidang fikih dan ushul fikih, dalam bidang hadis dan ilmu hadis, dalam bidang Al-Qur’an dan ilmu Al-Quran, dalam bidang akidah dan aliran-aliran kontemporer, dan bidang-bidang lainnya dari berbagai spesialisasi ilmu syariah.

Ribuan mahasiswa syariah dengan gelar sarjana dan puluhan pemegang master telah lulus dari tangan mereka. Dan mereka memiliki penelitian ilmiah yang diakui dan juga beberapa karya yang bermacam-macam.

Sedang hamba yang fakir ini-yang menulis bantahan atas ceramahmu ini-memiliki tujuh belas makalah penelitian ilmiah enam belas buku yang telah dicetak, beberapa di antaranya dijual di toko buku Negara-negara Teluk, dan beberapa di antaranya dipelajari di tingkat master di salah satu Universitas Saudi, seperti yang dikatakan beberapa mahasiswa kepada saya.

Kedua: Di Gaza terdapat Himpunan Ulama Palestina, dan Himpunan tersebut memiliki cabang di Tepi Barat dan cabang lain di luar Palestina. Ratusan ulama syari’ah, dan banyak dari ulama Gaza adalah anggota Persatuan Ulama Palestina Internasional, berbagai Himpunan, dan perkumpulan-perkumpulan ilmiah lainnya.

Ketiga: Saya sangat yakin bahwa Anda mengenal ulama Salafi, Syekh Profesor Dr. Omar Al-Asyqar, yang meninggal beberapa waktu yang lalu. Ulama ini adalah ketua Dewan Syura gerakan Hamas, dan syekh tersebut, sebagaimana dikenal oleh para pelajar ilmu, menulis buku tentang akidah, ilmu-ilmu syariah, dan ushul fikih. Ia juga memiliki kelas-kelas dan seminar-seminar ilmiah. Dan seperti yang sudah dikenal luas bahwa Hamas adalah gerakan dakwah, pendidikan, dan jihad

Keempat: Gerakan Hamas diperjuangkan dan didukung oleh ribuan ulama, dai-dai, dan pemikir. Gerakan ini berkomunikasi dengan banyak dari kalangan mereka dan mereka juga berkomunikasi dengan Hamas. Ratusan dari mereka pernah mengunjungi kami di Gaza dan belajar tentang realitas pemikiran dan dakwah kami, dan banyak dari mereka mengisi kelas-kelas dan seminar untuk generasi Gaza.
Kelima: Semua pemimpin Hamas memiliki gelar akademis yang terhormat, dan beberapa di antaranya memiliki gelar tertinggi, baik di bidang ilmu syariah atau ilmu-ilmu lainnya.

Sesudah pernyataan dan penjelasan tersebut, pantaskah anda meremehkan para ulama Gaza, lalu saya bertanya kepada anda, apakah anda termasuk orang-orang yang ahli dalam berijtihad yang sesuai syari’at? Lalu Anda berijtihad dan menyatakan:

“Yang terjadi di Gaza adalah kekacauan, dan bukan jihad, dan itulah yang menyeret orang-orang menuju kehancuran… dan saya akan menanggapi Anda –dalam satu hal–”

Tanggapan: Perkataan mungkar ini adalah perkataan yang sudah pasti tanpa dipikir, dan saya ingatkan Anda pada hadis Nabi Muhammad SAW. Nabi, “Sungguh seorang hamba mengucapkan kata-kata yang diridhoi oleh Allah Azza wajalla, tanpa ia pikirkan dan Allah mengangkatnya dengan kata-kata tersebut beberapa derajat. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan kata-kata yang dibenci oleh Allah Azza wajalla, tanpa ia pikirkan dan Allah menjerumuskannya dengan kata-kata tersebut ke dalam neraka Jahannam.” Diriwayatkan oleh Al-Bukhari.

Anda mengatakan dalam ceramah Anda,

“Ikrar kesetiaan kepada Hamas bukan di jalan Allah, tapi di jalan kelompoknya.”

Allahu Akbar dan hasbunallah wa ni’mal Wakil. Wahai Dr. Utsman Al-Khamis, dari mana anda mendapatkan teks ikrar setia yang anda karang dan rekayasa tersebut? Apakah anda tidak mendengar, sedang jutaan muslim mendengarnya, yaitu suara slogan-slogan dari anak-anak Hamas dan pemimpin-pemimpinnya di acara festival dan pawai? Slogan Hamas: “Allah tujuan kami, Rasulullah adalah suri teladan kami, Al-quran undang-undang kami, jihad adalah jalan kami, dan mati di jalan Allah adalah cita-cita tertinggi kami.

Bukankah Syekh Ahmad Yassin berkata: “Cita-citaku adalah agar Allah ridha kepadaku.”

Maka apakah yang akan kamu katakan kepada Robbmu, Yang Maha Suci dan Yang Maha Tinggi, pada hari kiamat, ketika orang-orang Hamas mendebatmu dan berselisih denganmu tentang ikrar kesetiaan yang kamu buat-buat dan rekayasa dari mereka?

Anda menyatakan bahwa masyarakat Palestina, termasuk masyarakat Gaza, tidak memiliki kesiapan untuk berjihad, dan Anda fokus membahas pada persiapan iman.”

Yang Pertama: Tentu saja pernyataan itu tanpa bukti, melainkan pernyataan yang berdasarkan kecacatan, karena timbul dari nafsu dalam jiwa dan akibat dari sikap fanatik yang tercela.

Wahai Syekh Utsman, orang-orang Gaza itu beragama Islam dari kalangan ahlus sunnah waljamaah. Dan anak-anak Hamas dididik berdasarkan akidah ahlus sunnah waljamaah sesuai manhaj generasi salaf, dan mereka menerima ajaran akidah tersebut baik secara ilmu dan tarbiyah dari para ulama yang berakidah salaf. Banyak sekali guru besar ilmu-ilmu syariah lulusan universitas-universitas Saudi (Universitas Islam Madinah, Universitas Umm Al-Qura di Mekkah, dan Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud di Riyadh) dan saya salah satunya. Kami menulis penelitian-penelitian di bidang akidah, bahkan tesis-tesis magister yang ditulis oleh para lulusan universitas Islam di Gaza menjadi saksi akan hal ini.

Yang Kedua: Terdapat puluhan seminar ilmu syariah khususnya bidang akidah yang diadakan di masjid-masjid dan di rumah-rumah ulama syariah, dan sebagian besar pesertanya adalah anggota Hamas, dan mereka mempelajari beberapa kitab akidah salaf, antara lain; kitab Syarah Akidah Tahawiyah yang disertai beberapa catatan dari sejumlah ulama terkemuka Saudi, kitab Maaraj al-Qabul beserta syarahnya kitab Sullamul Wushul ila Ghayatil Ushul karangan Al Allamah Hafidz Al-Hakami.

Yang Ketiga: Semua anggota Hamas, termasuk para pemimpin politik dan militer, mempelajari akidah salaf dalam acara yang dikenal sebagai pertemuan pekanan anggota, dan kurikulumnya disiapkan oleh para profesor yang berspesialisasi dalam bidang tersebut dan ditinjau oleh para profesor senior yang memiliki spesialisasi dalam bidang akidah salaf.

Yang Keempat: Puluhan ribu anggota Hamas telah lulus dari kelas-kelas menghafal Al-Qur’an dan kelas-kelas yang mengajarkan hukum-hukum tajwid, yang banyak terdapat di masjid-masjid di Jalur Gaza, yang mana lebih dari tujuh puluh telah dihancurkan oleh penjajah Zionis. Dan masih banyak lagi-dengan tanpa berlebihan-ribuan jumlahnya dari para penghafal AlQuran, dan di antara mereka ada yang memiliki sanad sampai kepada Rasulullah SAW. Banyak umat Islam di seluruh dunia menyaksikan program-program camp Al-Quran yang diadakan oleh Hamas selama liburan musim panas, dan puluhan ribu anak laki-laki dan perempuan telah lulus dari camp tersebut, setelah mendapatkan pelajaran akhlak dan akidah, sirah Nabi, dan hadis, dll.

Yang Kelima: Kementerian Pendidikan mendirikan camp remaja untuk siswa sekolah menengah selama masa liburan musim panas dan juga liburan antara dua semester, di mana para siswa mendapatkan pelajaran pendidikan khusus selain latihan penggunaan senjata militer dalam rangka membangun akal, ruh, dan raga, serta persiapan dini untuk berjihad di jalan Allah.

Syekh Utsman Al-Khamis, gambaran Anda tentang jihad di Gaza sebagai kekacauan, dan itulah yang menyeret orang-orang menuju kehancuran.” Ini berarti bagi Anda bahwa jihad di Palestina saat ini adalah ilegal!! Pernyataan Anda ini sangat aneh bahkan tidak normal, dimana pembelajar pemula di bidang ilmu syariah saja tidak berani mengatakannya. Dan di antara ulama-ulama terkemuka yang saya sebutkan, tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan demikian. Malah ada yang mengeluarkan fatwa haramnya operasi bom syahid dan mereka jumlahnya sedikit, sehingga banyak ulama yang menulis bantahannya semisal Syekh Abdul Aziz bin Baz, semoga Allah merahmatinya.

Juga wahai Syekh kami, ada puluhan buku, penelitian syar’i, dan fatwa-fatwa dari banyak sekali ulama syari’ah di dunia yang tak terhitung jumlahnya yang mengeluarkan fatwa tentang keabsahan jihad di Palestina dan negara-negara muslim lainnya yang dikuasai oleh orang-orang kafir dan musyrik. Maka izinkan saya bertanya kepada Anda, ketika dulu seorang zalim bernama Saddam Hussein menyerang Kuwait, mendudukinya, menggusur rakyatnya, dan membunuh siapa saja yang dibunuh dan melakukan apa yang dia lakukan di sana, apakah jihad melawannya saat itu halal? Sudah adakah persiapan iman untuk berjihad! Sementara orang-orang Yahudi yang menduduki Palestina dan menyiksa rakyatnya dengan siksaan yang mengerikan dan melakukan bentuk-bentuk teror terburuk di dunia, lalu jihad mereka tidak sah. Ini, demi Allah, adalah hal yang ganjil dan aneh. Dan tidak pantas diucapkan oleh seorang muslim yang mempunyai akal sehat, maka orang-orang Yahudi mendapatkan ketenangan dengan fatwa-fatwa yang zalim dan batil ini.

Berikut adalah beberapa fatwa Yang Mulia Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah Ibn Baz, semoga Allah merahmatinya, dimana Anda klaim secara salah bahwa Syeikh menentang jihad di Palestina;

Pertama, Syeikh Bin Baz berfatwa wajibnya jihad menentang Yahudi yang menjajah tanah Palestina, dan berkata, “Adalah kewajiban mereka untuk membela agama mereka, diri mereka sendiri, keluarga mereka, dan anak-anak mereka, dan mengusir musuh mereka dari tanah mereka dengan segenap kekuatan yang mereka bisa.”

Syekh juga berkata, “Maka kewajiban negara-negara Islam dan umat Islam lainnya adalah menguatkan mereka dan mendukung mereka sehingga mereka dapat lepas dari musuh mereka dan agar mereka dapat kembali ke negara mereka.” Lihat kumpulan makalah dan fatwa Yang Mulia Syekh Abdullah bin Baz.

Baca Juga:  Larangan Meminta-minta Jika Bukan Faqir Dan Tak Terdesak

Kedua, Syekh Bin Baz, semoga Allah merahmatinya pernah ditanya tentang awal terjadinya Intifadah yang pertama, yaitu pada tahun 1987 M. tentang hukum jihad di Palestina sebagai berikut,

Pertanyaan: Bagaimana pandangan syariat Islam tentang jihadnya rakyat Palestina sekarang, apakah jihad di jalan Allah ataukah jihad hanya demi tanah dan kebebasan? Dan apakah jihad demi membebaskan tanah air adalah jihad di jalan Allah?

Jawaban: Telah jelas bagi kami berdasarkan persaksian orang-orang yang adil dan tsiqah bahwa Intifadah Palestina dilakukan oleh orang-orang khusus di kalangan muslimin dan bahwa jihad mereka adalah jihad yang islami, karena mereka terzalimi oleh Yahudi.

Wajib bagi mereka mempertahankan agama, diri, keluarga, anak-anak mereka serta mengusir musuh mereka dari tanah mereka dengan segala kekuatan yang mereka mampu.

Kami juga dikabari oleh orang-orang terpercaya yang telah membersamai mereka dalam jihad, bahwa semangat mereka berdasarkan Islam serta keinginan mereka untuk menerapkan syariat Islam antar mereka.

Maka wajiblah bagi negara-negara Islam untuk membantu mereka agar mereka bisa lepas dari musuh dan kembali ke negeri mereka sebagaimana firman Allah di surah At-Taubah ayat 123, “Wahai orang yang beriman! Perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu, dan hendaklah mereka merasakan sikap tegas darimu, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang yang bertakwa.”

(fatwa ini dikeluarkan olehnya lebih dari dua puluh tahun yang lalu, yaitu pada awal munculnya gerakan Hamas, dan pada saat itu mereka tidak berperang bersama rakyatnya kecuali dengan batu, pisau, dan beberapa senjata api pribadi, lalu bagaimana jika beliau hidup di hari ini?)

Andai Anda wahai Syekh Utsman Al-Khamis memperhatikan perkataan Syekh Ibnu Baz, “Telah jelas bagi kami berdasarkan persaksian orang-orang yang adil dan tsiqah bahwa Intifadah Palestina dilakukan oleh orang-orang khusus di kalangan muslimin dan bahwa jihad mereka adalah jihad yang islami”

Maka bertakwalah kepada Allah Ta’ala dan ucapkan kata-kata yang benar, dan semoga diam cukup bagi Anda dari pada melakukan cibiran terhadap jihadnya rakyat muslim Palestina.

Adapun Syekh Utsman Al-Khamis yang mengatakan bahwa jihad di Gaza adalah bagian dari kehancuran… Ini adalah pemahaman yang keliru terhadap firman Allah,

وَأَنفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (195)

“Dan berinfaklah di jalan Allah, dan janganlah kamu menceburkan diri ke dalam kebinasaan dengan tanganmu sendiri.”

Maka yang dijadikan landasan dalam menjelaskan sebab turunnya ayat ini adalah bahwa ayat tersebut diturunkan untuk menganjurkan berinfak di jalan Allah, dimana telah ada rinciannya sebagaimana diriwayatkan Abu Dawud dari Aslam Abi Imran, beliau berkata,

“Kami berperang dari Kota Madinah menuju Konstantinopel, dan kelompok itu dipimpin oleh Abd al-Rahman bin Khalid bin al-Walid. Orang-orang Romawi menjadikan punggung-punggung mereka menempel di dinding benteng kota (menahannya agar tidak dijebol tentara muslim, penerj). Lalu ada seorang laki-laki yang melemparkan dirinya ke dalam benteng musuh, maka orang-orang berkata, “Hentikan, hentikan. Tidak ada Tuhan selain Allah, dia telah melemparkan dirinya dengan tangannya ke dalam kebinasaan. Maka Abu Ayyub berkata, “Sesungguhnya ayat ini diturunkan kepada kami kaum Anshar, ketika Allah memberikan kemenangan kepada Nabi-Nya dan agama Islam, kami berkata, “Marilah kita urus harta kita dan kita perbaiki keadaannya. Kemudian Allah SWT menurunkan ayat tersebut.”

Maka melemparkan diri dengan tangan ke dalam kebinasaan adalah saat kita mengurus harta benda kita dan memperbaiki keadaannya,serta meninggalkan jihad. Abu Imran berkata, “Abu Ayyub terus berjihad di jalan Allah sampai ia dimakamkan di Konstantinopel.” Ini adalah riwayat Abu Dawud, dan Al-Tirmidzi berkata setelah mengutip riwayat yang serupa, “Ini adalah hadis hasan shahih ghorib. Baik riwayat ini dan yang sebelumnya menunjukkan bahwa larangan dalam ayat tersebut berlaku bagi orang-orang yang lebih condong kepada dunia, sibuk dengan urusan-urusannya, dan menghalangi mereka untuk pergi membela agama. Maka maksud larangan di dalam ayat tersebut adalah anjuran untuk berjihad di jalan Allah. Makna tersebut dikuatkan oleh riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Beliau berkata, “Kebinasaan itu bukanlah dibunuhnya manusia di jalan Allah, melainkan pantangan berinfak di jalan Allah.” Ini diriwayatkan oleh Al-Tabari dengan sanadnya, dan riwayat dari Ibnu Abbas ini sesuai dengan makna ayat tersebut juga diriwayatkan oleh banyak kalangan tabi’in sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abi Hatim.

Dan tafsiran terbaik untuk menjelaskan ayat ini adalah apa yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu yang kurang lebih rangkuman dan kesimpulannya adalah, “Sesungguhnya jika kamu lalai mengeluarkan uang untuk berjihad maka musuhmu menjadi lebih kuat, dan akibatnya mereka menguasaimu, menindasmu, mengambil apa yang ada di tanganmu, membunuh siapa saja darimu, metusak kehormatanmu, dan berbuat apa saja yang mereka bisa perbuat atasmu.” Maka makna ini jauh lebih masuk dan mengena.
Dr. Utsman Al-Khamis telah mencela akidah para pemimpin Hamas dan anggotanya dengan menyandarkan celaannya pada dua hal;

Pertama: bahwa Hamas membunuh kaum Sunni di Gaza, dan menyebutkan tentang apa yang terjadi dengan pimpinannya yaitu Dr. Abdul Latif Musa, semoga Allah merahmatinya.

Kedua: Ungkapan belasungkawa Khaled Misy’al kepada Khomeini.

Untuk menjelaskan masalah tersebut maka saya sampaikan,

Pertama: Adapun Dr. Abdul-Latif Musa, maka saya mengenalnya secara pribadi, dan beberapa tahun yang lalu dia memberi saya bukunya tentang “Iman” yang ia siapkan dan kumpulkan dari buku-buku ulama salaf. Dia adalah seorang dokter umum yang telah tertipu oleh setan di akhir hidupnya, karena ia mempercayai mimpi tentang kewajiban mendirikan pemerintahan Islam di wilayah Rafah. Ceramah-ceramahnya yang di dalamnya ia menyebutkan apa yang ia lihat dalam mimpinya terekam dan tersimpan yang sebagiannya ada di channel Youtube.

Selanjutnya apakah sejarah Islam pernah mencatat bahwa sebuah negara atau pemerintahan Islam dibangun berdasar mimpi? Bukankah siapapun yang hendak mendirikan perusahaan yang sukses harus membuat perencanaan secara ilmiah, administratif, dan finansial, serta mempelajari situasi pasar di sekitarnya? Dan apakah kemampuan finansial dan administrasinya memungkinkan untuk itu?

Dan apakah pemerintahan akan didirikan hanya dengan beberapa ratus pasukan bersenjata dan orang-orang yang berlindung di masjid di pinggiran kota?

Ini adalah omong kosong dan tipuan setan-setan jin dan manusia yang membuat manusia kehilangan akalnya dan membuat cacat cara berpikirnya.

Pemerintahan Hamas yang memimpin pemerintahan di Jalur Gaza saat itu, mengiriminya delegasi yang terdiri dari beberapa syekh, dai, dan tokoh terkemuka untuk menghentikan fitnah yang ia sebarkan di antara orang-orang. Dan pada hari Kamis sebelum besok khutbah Jumat dimana ia akan mengumumkan berdirinya pemerintahan Islam di Masjid Ibnu Taimiyah saya katakan bahwa di hari Kamis itu Dr. Abdul Latif memberikan surat perjanjian kepada delegasi tersebut bahwa ia akan menghentikan apa yang menjadi tuntutan delegasi atas dirinya. Namun semua orang akhirnya dikejutkan oleh kehadirannya di hari Jum’at di masjid bersama hampir dua ratusan orang bersenjata yang menguasai halaman masjid, menara, dan atapnya. Selanjutnya ia mengumumkan berdirinya pemerintahan Islam yang menerapkan hukum syari’at, membagi rampasan perang dan harta fai, dan lain-lain. Dan ia menyebutkan bahwa apa yang ia lihat dalam mimpinya adalah mimpi yang sah dan sesuai kenyataan. Ia meminta Hamas dan pemerintahannya, sekaligus pimpinannya, Ismail Haniyah untuk datang berbaiat kepadanya. Ia menganggap-sebagaimana setan telah menampakkan dalam mimpinya-bahwa polisi Palestina dan anggota Hamas adalah kumpulan anjing yang akan dikalahkan di hadapan pasukannya.

Akan tetapi ketika salah satu dari pemimpin al-Qassam pergi ke Rafah untuk menemui syekh dan mencapai kesepahaman dengannya, orang-orang bersenjata tersebut melepaskan rentetan tembakan ke arahnya dan membunuhnya, semoga Allah merahmatinya. Mereka juga menembaki semua orang yang lewat di dekat masjid . Menghadapi tindakan keji ini, polisi menjalankan tugasnya yang sesuai syariat. Apakah masuk akal membiarkan kelompok bersenjata menduduki masjid dan menembak dari dalam dan dari atas menaranya? Negara atau pemerintah mana di muka bumi ini yang membolehkan terjadinya kekacauan seperti ini? Kecuali mungkin Dr. Utsman Al-Khamis dan orang-orang yang mendukung klaim yang dia bangun berdasarkan informasi yang keliru. Di sini saya hendak bertanya kepada Dr. Al-Khamis: Jika ada seorang syekh menduduki masjid besar di Kuwait dengan sejumlah besar orang-orang bersenjata, dan mendeklarasikan berdirinya pemerintahan Islam di Kuwait, apakah hal tersebut diperbolehkan menurut hukum Islam? Dan akankah Pemerintah Kuwait membiarkannya dan orang-orang bersenjata yang bersamanya meneror orang-orang? Apakah pemerintahan itu didirikan di masjid, atau di suatu sudut kota, dengan cara seperti itu, dan pedomannya adalah mimpinya penguasa?

Ini adalah logika yang sangat aneh dan pemikiran yang sangat terbelakang yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan hukum atau agama. Dan di antara tuduhan yang dilontarkan oleh Dr. Al-Khamis adalah bahwa pemerintah Hamas membunuh Dr. Abdul Latif Musa di dalam masjid. Tapi tuduhan ini runtuh karena faktanya tidak ada seorang pun yang terbunuh di dalam masjid, melainkan membiarkan mereka semua meninggalkan masjid setelah polisi mengepungnya. Lalu, wahai Syekh, apakah Anda menyelidiki masalah ini dan apakah orang-orang yang adil dan terpercaya telah menyampaikan kepada Anda di mana orang yang terbunuh itu sedang jumlahnya sangat kecil? Mayoritas mereka telah dibebaskan dari jalanan dan dari rumah mereka, dan dilakukan tinjauan atas pemikiran mereka dan mereka dibebaskan setelah itu.

Kedua: Dr. Al-Khamis mengatakan bahwa pemerintah Hamas tidak menerapkan hukum syariat Islam, dan ia menyerangnya dari aspek ini. Saya ingin bertanya kepadanya, negara mana di dunia Islam yang menerapkan hukum syariat Islam? Syariat Islam dalam aspek kehidupan politik dan ekonomi, sosial dan budaya? Hendaknya ia menyebutkannya kepada kita! Apakah negaranya menerapkan Syariat Islam? Jadi mengapa dia menuntut agar suatu wilayah, yang merupakan bagian kecil dari wilayah Palestina yang terkepung, diatur berdasarkan syariat Islam? Apakah Syariat Islam diterapkan sebelum pembebasan negara dan sebelum kemandirian? Apakah kita mendirikan pemerintahan Islam di Jalur Gaza? Bagaimana nasib Tepi Barat dan wilayah-wilayah yang diduduki pada tahun 1948? Lalu bagaimana kita mengkompromikan antara tuntutan Anda untuk tidak melakukan jihad terhadap orang-orang Yahudi dengan dalih tidak adanya kesiapan berjihad dengan kesiapan keimanan? Jika Gaza belum siap berjihad seperti yang anda yakini, maka siapkah ia untuk menerapkan syariat? Bukankah Anda menuntut kesiapan keimanan? Bukankah justru yang lebih utama dari kesiapan keimanan adalah menerapkan syariat?

Dari pada menuntut Hamas, mengapa Anda tidak mendirikan dunia saja dan menundukkannya agar Anda bisa menerapkan hukum dalam negara merdeka?

Apakah Dr. Al-Khamis boleh mengatakan: Apakah mereka adalah Mujahidin? Apakah yang mereka lakukan adalah jihad, sedang mereka membunuh ahlus sunnah. Seakan Hamas dan pengikutnya bukan dari ahlus sunnah, melainkan dari planet lain. Ahlus sunnah hanya yang merepresentasikan Dr. Al-Khamis saja, dan juga siapapun yang ia golongkan menurut kaidah pemikirannya sendiri. Saya beritahukan kepada anda bahwa akidah Hamas adalah akidah sunni dan salaf. Namun demikian ada pemimpin dan anggota Hamas yang jatuh dalam kesalahan, dosa dan kemaksiatan seperti umat Islam lainnya.

Baca Juga:  Ilmu

Yang sangat disayangkan adalah bahwa sikap Dr. Al-Khamis mengenai jihad dan mujahidin di Gaza didasarkan pada situasi-situasi sebelumnya, dan bukan studi tentang realitas kontemporer yang dialami oleh Gaza, rakyatnya, tentara Al-Qassam, dan kekuatan perlawanan yang mulia. (Yang dimaksud dengan situasi sebelumnya) yaitu fakta bahwa Khaled Misy’al mengucapkan belasungkawa atas Khomeini dan berziarah ke kuburannya.

Pertama: Ini adalah situasi yang terjadi lebih dari dua puluh tahun yang lalu, dan telah ditinjau oleh rekan-rekannya, dan Khaled Mishal mengetahui siapa Syiah Rafidhoh itu, karena dia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Kuwait. Lalu, jika Khaled Meshal melakukan kesalahan, apakah kesalahan tersebut akan digeneralisasikan seolah-olah itu adalah keyakinan gerakan Hamas? Lalu mengapa Anda tidak menasihatinya dan meninjaunya? Bukankah Anda seorang ulama dan pendakwah, dan tugas Anda adalah menasihati, menjelaskan, dan membimbing, bukan memburu kesalahan orang, melakukan sindiran dan cibiran kepada gerakan jihad yang telah mempersembahkan ratusan anggota dan pemimpinnya sebagai syuhada, juga mempersembahkan ribuan tawanan kepada Zionis penjajah dimana mereka menjadi sasaran penyiksaan yang mengerikan demi mempertahankan martabat, harga diri dan kehormatannya, serta dalam membela Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa. Allah berfirman, “Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.” (An-Nisa 95)

Kedua: Sesungguhnya anggota Hamas dan masyarakat Gaza adalah muslim sunni, dan mereka tidak akan membiarkan aliran sesat atau pemikiran sesat apapun menyusup ke dalam masyarakat mereka. Dan kami, wahai Dr. Utsman Al-Khamis, mempelajari buku-buku Anda yang membantah kaum Syi’ah Rofidhoh. Secara pribadi, saya memiliki dua buku dan beberapa makalah penelitian yang mengungkap akidah Syiah, yang dapat Anda rujuk di situs web saya Internet (www.drsregeb.com) Kami telah mendistribusikan lebih dari sepuluh ribu eksemplar buku saya tersebut, yaitu “Pengantar Umum tentang Agama Syi’ah Dua Belas Imam”, kepada para da’i, ulama, dan pelajar ilmu untuk kesadaran dan wawasan. Dan semua mahasiswa Universitas Islam mempelajari akidah Syi’ah di mata kuliah wajib universitas. Saat ibunda Aisyah ummul mukminin, radhiyallahu anha mendapat serangan buas yang dilakukan oleh kaum Syi’ah, kami mengadakan festival ilmiah untuk membelanya dan membela para Sahabat, semoga Allah meridhoi mereka. Dan kami berpartisipasi dalam saluran satelit Safa dua kali dalam hal ini. Anda boleh bertanya kepada saudara-saudara di Yayasan Amal Ibnu Baz yang datang ke rumah saya dan kami merencanakan bersama untuk festival tersebut yang berisi berbagai kegiatan dan pidato. Anda sendiri membuat ceramah di televisi pada saat itu. Yang menyukseskan festival ini adalah para pemimpin Hamas dengan kalimat-kalimatnya yang memukau dan kehadiran anggotanya. Dan TV Al-Aqsa yang berafiliasi kepada Hamas menyiarkan langsung festival ini. Di Gaza kami mendirikan “Perkumpulan Ahlus Sunnah Anshar Ahlil Bait dan Sahabat” yang merupakan perkumpulan dalam bidang dakwah dan pengayaan wawasan, dan di antara tujuannya adalah:

  1. Menyebarkan akidah ahlus sunnah wal jamaah, sesuai manhaj salafus shaleh.
  2. Menyebarkan kesadaran Islam sesuai pandangan yang pertengahan.
  3. Menjelaskan kedudukan ahlul bait dan para sahabat radhiyallahu anhum, menanamkan rasa cinta dan keteladanan kepada mereka dalam jiwa umat Islam.
  4. Membentuk generasi muslim yang merasakan loyalitas sejatinya kepada keluarga Nabi dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum, serta mempersiapkannya secara utuh dalam hal akidah, akhlak dan perilaku menurut manhaj ahlus sunnah wal jamaah.
  5. Melindungi generasi muda Islam dari ideologi dan pemikiran yang bertentangan dengan akidah salaf dan ahlus sunnah, serta menyadarkan mereka akan rencana-rencana musuh Allah yang menjauhkan umat Islam dari agamanya dan merusak akidahnya.
  6. Menyingkap ajaran bid’ah dan kesesatan kelompok-kelompok yang memusuhi agama dan yang mengatasnamakan Islam, agar generasi muda Islam tidak terjerumus ke dalam perangkap mereka.

Lalu mengapa celaan ini ditujukan kepada Hamas dan jihadnya, sedang mereka tidak pernah mengizinkan berdirinya satu pun madrasah husainiyah untuk kaum Syiah di Gaza -sementara madrasah husainiyah ada ditempat Anda berada, dan Anda tahu jumlahnya- dan mereka belum pernah dan tidak akan pernah mengizinkan kaum Syi’ah untuk melakukan ritual khusus apapun yang mereka miliki. Kami sama sekali tidak mempunyai surat kabar yang menyerang para sahabat dan mencela keimananman mereka sebagaimana hal tersebut ada di tempat Anda. Jadi yakinlah dalam masalah ini, sebagaimana kami berjuang melawan orang-orang Yahudi maka kami akan berjuang melalui jalan intelektual, pendidikan, dakwah, dan praktek langsung untuk menjaga akidah kami dan akidah masyarakat muslim kami. Dan ketika ada seorang yang condong kepada Syiah mencoba mendirikan madrasah husainiyah kecil di rumahnya, maka nasibnya adalah penjara, dan dia tidak akan dibebaskan sampai dia berjanji untuk tidak akan pernah mengulangi kembali perbuatan yang seperti itu.

Bantahan lanjutan atas tuduhan dan kekeliruan Dr. Utsman Al-Khamis.

Di antara kekeliruan Dr. Al-Khamis adalah bahwa Gaza sedang dalam tahap jihad defensif, dan mereka belum siap untuk jihad tersebut.

Sebagaimana tercantum dalam kitab Al-Mustadrak ala Majmu’ Fatwa Syekh al-Islam Ibnu Taimiyah 218/3 berikut:

“Jihad defensif: Jika musuh telah masuk ke Negeri-negeri Islam, maka tidak ada keraguan lagi bahwa kewajiban untuk melawan mereka menjadi tanggung jawab orang-orang yang terdekat, begitu seterusnya, karena semua negeri Islam berstatus sebagai satu negeri, dan wajib berangkat ke sana tanpa izin ayah atau seorang debitur tak perlu minta izin krediturnya.

Nash (pernyataan tegas) Imam Ahmad sangat jelas mengenai hal ini, dan lebih baik dari apa yang ada dalam kitab-kitab ringkasannya. Tetapi apakah wajib bagi seluruh penduduk tempat tersebut untuk berangkat berjuang jika yang berangkat berjuang ke tempat tersebut sudah cukup? Dalam masalah ini ada perbedaan pendapat Imam Ahmad. Dan perang defensif itu seperti musuh yang sangat banyak sedang kaum muslimin tidak memiliki kekuatan untuk menghadapinya, tapi dikhawatrikan bila mereka mundur musuh akan menangkap orang yang di belakang mereka dari kalangan muslimin. Maka dalam hal ini para ulama madzhab kami telah jelas menyatakan wajibnya mereka mengerahkan semua upaya untuk menyelamatkan mereka sampai mereka benar-benar selamat.

Inilah jihad defensif yang disebutkan oleh Syaikhul Islam, bukan seperti yang disebutkan oleh Dr. Utsman Al-Khamis dalam ceramahnya, dan ini menandakan bahwa ia mengatakan apa yang tidak dikatakan dan tidak akan pernah dikatakan oleh ahli ilmu.

Bahwa Zionis penjajah telah menduduki 78% wilayah Palestina, dan ketika mereka dengan biadab menyerang Gaza, mereka bukan datang dari luar Palestina yang diduduki, maka jihad defensif itu untuk mengusir musuh yang datang dari negara mereka, yaitu dari luar wilayah perbatasan negara-negara Muslim, jadi mengapa harus mencampuradukkan dengan fikih yang menyimpang serta keharusan menerapkannya di Gaza yang sedang berjuang mewakili kaum yang lalai? Maka lebih baik Anda memberikan dukungan kepada Gaza dan mendoakan rakyatnya agar meraih kemenangan dan pertolongan, namun ini yang tidak kami dengar dari Anda, sangat disayangkan.

Di antara kekeliruan yang sangat aneh dan juga keanehan Dr. Al-Khamis adalah seruannya kepada masyarakat Gaza dan Palestina untuk menyerah kepada Yahudi dan bersabar atas penindasan dan aksi teror yang menimpa mereka, termasuk bersabar atas pembantaian, pengusiran, penangkapan dan pemenjaraan. Maka sesuai seruan Dr. Al-Khamis, bahwa orang-orang Yahudi, wahai penduduk Gaza dan Tepi Barat, jika mereka membunuh anak-anak kalian dalam jumlah besar, bersabarlah dan tabahlah menanggung semua itu. Jangan berjuang atau melawan musuh kalian, orang-orang Yahudi itu, beginilah menurut fikih menyimpang yang dikemukakan oleh Dr. Al-Khamis. Dan jika Yahudi menghancurkan rumah, kuburan, dan masjid kalian, maka bersabarlah dan tabahlah menanggung semua itu. Jika mereka menghancurkan Al-Quds dan Al-Aqsa, maka bersabarlah. Jika mereka menangkap ratusan atau ribuan orang dari kalian, maka bersabarlah. Jika mereka merampas tanahmu untuk membangun tempat-tempat yang mereka rebut, maka bersabarlah dan tabahlah menanggung semua itu. Jika mereka mengusirmu dari negerimu dan tanahmu, membakar pohon-pohon dan ladangmu, maka bersabarlah. Dan jika mereka mencungkil matamu dan memotong-motongmu, maka bersabarlah. Dan meskipun orang-orang Yahudi membunuh kalian semua, maka bersabarlah sebagaimana bersabarnya keluarga Yasir radhiyallahu ‘anhum dalam menanggung sakit dan siksaan dari orang-orang musyrik di Mekkah. Mereka orang-orang yang bersabar, kaum muslimin berada dalam keadaan lemah. Dan ayat-ayat jihad belum diturunkan, tetapi baru diturunkan di Madinah setelah hijrah, sebagaimana diketahui.

Wahai Syekh Utsman, mengapa Abu Jandal, Abu Bashir dan lainnya dari kaum muslimin tidak bersabar? Sebab sabar itu memiliki situasinya masing-masing. Dan boleh jadi tingkatan paling tingginya adalah bersabar dan bertahan dalam kesabaran saat berjuang melawan musuh. Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Al Imran: 200) dan makna ayat secara singkatnya: Wahai orang-orang yang beriman dengan jujur kepada Allah dan Rasul-Nya serta mengamalkan syari’at-Nya, bersabarlah dalam ketaatan kepada Tuhanmu dan dalam kesulitan dan musibah yang menimpamu, dan kuatkanlah sabarmu atas musuh-musuhmu sehingga tidak ada yang lebih sabar darimu, dan laksanakan jihad melawan musuhku dan musuhmu, dan takutlah kepada Allah dalam segala keadaanmu dengan harapan mendapat keridhaan-Nya di dunia dan di akhirat.

Wahai penduduk Gaza, menurut fikih Dr. Al-Khamis, ayat-ayat dan hadis-hadis jihad tidak ada hubungannya dengan kalian, dan kalian tidak dituntut untuk mengamalkannya, maka tinggalkanlah jihad dan perlawanan. Sesungguhnya Dr. Utsman Al -Khamis, yang sedang duduk di sebuah masjid ber-AC di Kuwait, menyayangi kalian semua, dan ia meminta kalian untuk bersabar dan menanggung penindasan orang-orang Yahudi, dan ia menuntut agar siapa saja yang mendengarkannya agar tidak lagi mendukung kalian atau berjuang bersama kalian. meskipun sekadar berdoa, karena jihad yang sedang berlangsung di Palestina, seperti yang diklaim oleh orang miskin itu, adalah kekacauan, yaitu melemparkan jiwa ke dalam kebinasaan.

Wahai Allah, aku bersaksi bahwa aku akan menyerahkan semua tuduhan dan kekeliruan yang disebarkan oleh Dr. Utsman Al-Khamis, dan dari penghinaannya kepada umat Islam di Palestina dan Gaza. Para syuhada, darah, rakyat dan penduduknya, serta jutaan umat Islam akan menjadi musuhnya dan pembantahnya di Hari Kiamat di hadapan Allah Ta’ala, Al-Malik.

Sumber: https://drsregeb.com/index.php?action=detail&id=91&fbclid=IwAR20QPNVBKxn4asuss3EJWa-DeodOt2CqkG_9UovMoOB7rDQGZ676P1edi4

Diterjemahkan oleh : Ustadz Fairuz Ahmad, Dewan Pengajar Pesantren Bina Insan Kamil Jakarta.

2 thoughts on “Tanggapan Yang Jelas Atas Tuduhan Dan Kekeliruan Dr. Utsman Al-Khamis

  1. Ya Allah, sungguh sakit hati. Inilah mengapa Rasulullah mengatakan bahwa nnti ada beberapa golongan di akhir zaman. In syaa Allah kami termasuk golongan yang senantiasa bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam. Aamiin

  2. Ana Insya Allah mengikuti manhaj Ahlussunnah.. namun ana sedih melihat banyaknya ahlussunnah yg masih mencibir rakyat gaza dan para pejuang disana.. jazakAllah.. semoga tulisan ini bisa mencerahkan yg lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.