Central Bank Digital Currency (Bagian IV): Debt Based Money

  • “Nothing” Called Money

Setelah berakhirnya sistem Gold Standard, maka mata uang yang kita pakai sekarang ini benar-benar adalah murni Fiat Money, dalam arti ia bernilai karena penguasa yang mengatakan bahwa ia bernilai. Dasarnya adalah “kekuasaan”, karena tak ada nilai intrinsik, bahkan underlying-nya pun tak ada. Well, Otoritas Keuangan mungkin bisa mengatakan bahwa tak begitu juga karena ada “cadangan devisa”, ada juga sedikit emas… akan tetapi devisa itu apa sih? Ya mata uang asing, yang dasarnya juga sama, yaitu: NOTHING!

Lihatlah mata uang Amrik (US$) semenjak dari berakhirnya sistem Gold Standard di Dekade 1970an, maka US$ tak lagi dapat ditukarkan dengan emas, dan sebaliknya harga emas tak lagi ditetapkan pada jumlah US$ tertentu.

Jadi apa dasarnya US$ itu bernilai?

Tak ada… iya, memang tak ada! Pemerintah Amrik bisa seenaknya menambah (baca: mencetak uang melalui The Federal Reserve Bank) jumlah uang beredar dengan cara: “MENGELUARKAN SURAT UTANG”. Artinya, Pemerintah Amrik bisa menciptakan lebih banyak uang kertas berapapun juga yang diinginkan selama “kesehatan perekonomian” Amrik mampu mendukung nilai US$. Konsekwensinya, apabila perekonomian terhenti, nilai US$ akan turun baik secara domestik melalui inflasi maupun secara internasional melalui depresiasi nilai tukar US$.

Akan tetapi, karena perekonomian Amrik adalah perekonomian terbesar di Dunia, maka kehancuran perekonomian Amrik akan menjerumuskan Dunia ke dalam era kegelapan finansial, sehingga banyak negara & entitas finansial di Dunia berusaha mati-matian untuk memastikan hal tersebut agar tak pernah terjadi.

Hebat ya Amrik? Makanya walau Pemerintah Amrik terus menaikkan jumlah utang dan Kongres berusaha “melawan”nya, di mana terakhir terjadi krisis Debt Ceiling di 19 Januari 2023 lalu dan berakhir di 2 Juni dengan ditandatanganinya “Fiscal Responsibility Act of 2023”, tetap saja ujung-ujungnya mereka bisa mencetak terus uang untuk membiayai perang di Ukraina dan sekarang membantu Yahūdi Zionist Isra-Hell dalam melawan H4M4S.

  • Theories Behind Debt Based Money

Saat ini, nilai uang semua mata uang di Dunia ditentukan semata-mata oleh PURCHASING POWER (daya beli)nya, atau ditentukan oleh tingkat inflasi. Iya, nilai uang itu ditentukan oleh inflasi! Konyol kan? Uang ditentukan nilainya sama inflasi, sementara inflasi itu sendiri adalah kenaikan tingkat harga secara umum. Persis lingkaran Ṡaiṭōn yang tak berujung & tak berakhir membuat manusia berputar-putar dalam kesesatan & kebingungan. Mungkin ini yang dimaksud oleh Allōh ﷻ‎ bahwa orang yang meribā itu berdirinya layaknya orang gila akibat kesurupan Ṡaiṭōn.

Baca Juga:  Ilmu

Sebenarnya konsep Debt Based Money ini tak baru juga. Bahkan Joseph Schumpeter (seorang ekonom hebat di awal Abad XX) mengatakan bahwa Plato adalah pengusung konsep “Debt Theories of Money” – di mana lawannya adalah “Metallism” (atau Preciuous Metal Based Money yang telah kita bahas di Part I). Para pembela konsep Debt Based Money ini berusaha mencari-cari pijakan dari sejarah ummat manusia, namun tetap saja tak bisa dibuktikan secara ìlmiyyah.

Jadi menurut mereka uang itu diciptakan oleh interaksi terus-menerus antara:

  1. Barang & jasa,
  2. Keinginan manusia terhadap keduanya tersebut, dan
  3. Keyakinan abstrak manusia terhadap benda yang bernilai.

Uang berharga karena manusia menginginkannya (padahal ini tak berlaku untuk dari logam mulia!), namun manusia menginginkannya karena dengan uang manusia dapat membeli barang & jasa yang diinginkannya. Nah itulah yang menjadikan kenapa orang perlu uang yang banyak, ya untuk membeli barang & jasa yang diinginkannya, baik skala individual maupun skala negara.

  • Berapa Banyak Uang Beredar?

Untuk mengetahui ini, maka kita perlu tahu tentang kategori uang, yaitu:

  1. M0 = seluruh uang yang dicetak oleh Bank Sentral, baik yang dipegang secara fisik oleh masyarakat maupun oleh sistem perbankan. → high powered money
  2. M1 = M0 ditambah rekening koran masyarakat di perbankan, travellers cheque, dan rekening simpanan bank di Bank Sentral.
  3. M2 = M1 ditambah semua rekening depositon berjangka, tabungan, dana pasar uang non institusional. → ini adalah semua yang segera bisa diubah jadi uang tunai.
  4. M3 = M2 + deposito berjangka skala sangat besar, dana pasar uang institusional, perjanjian repo jangka pendek, dan semua bentuk asset liquid.

Jadi yang benar-benar “uang” itu ya hanya M0 saja, sedangkan M1, M2, dan M3 itu ya utang semua!

Baca Juga:  Tanggapan Yang Jelas Atas Tuduhan Dan Kekeliruan Dr. Utsman Al-Khamis

Adapun M0 itu besarnya sekira 3% saja (atau paling banyak 5%) dari total M3. Artinya, 97% lagi adalah uang yang diciptakan oleh sistem perbankan (masih ingat akan konsep “money creation by banking system”?). Jadi 97% uang itu adalah utang, dan itu pun kalau M0 itu mau dianggap sebagai “uang” (karena dasar darir pencetakan M0 tadi ya utang Pemerintah kepada Bank Sentral juga!).

Gila kan? M0 itu dasarnya utang, yang lalu oleh sistem perbankan dibikin lagi jadi utang berganda Utang di atas utang di atas utang di atas utang…

Makanya mustahil mau lepas dari ribā jika sistem moneternya adalah “Debt Based”. Sistem yang dianut oleh seluruh negara di Dunia saat ini, dan sebenarnya mereka tahu bahwa sistem ini sangat jahat, karena uang diciptakan dengan utang, yang dibayar dengan utang lagi. Adapun bagi rakyat ya barang & jasa yang dihasilkannya dibayar dengan utang!

Makanya tak ada negara yang tambah kaya dengan mencetak uang dalam sistem “Debt Based Money” ini, sedangkan inflasi adalah suatu KENISCAYAAN. Fungsi uang dengan Debt Based Money ini sudah jauh sekali dari apa yang dikehendaki, sebab dari mana store of value-nya? Uang sekarang ini sebenarnya worthless, hanya bernilai karena penguasa yang mengatakan bahwa ia bernilai.

Selain itu, Debt Based Money ini telah menyebabkan begitu banyak masalah dalam 50 tahun terakhir seperti: krisis keuangan Dunia (1973, 1997-8, 2007-8, 2020), hiperinflasi, krisis utang (contoh: Yordan (1989), Iran (1990), Thailand (1997-2007), Russia (1998, 2022), Yunani (2012, 2015), Amrik (1995-6, 2011, 2013, 2023)).

Namun kenapa terus dipertahankan untuk dipakai?

Well, kalau berhenti berutang, maka mau bayar utangnya pakai apa? Apalagi hanya dengan Debt Based Money inilah para Rentenir Kakap bisa “menjajah” Dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.