A. Identitas Buku
Judul : Jalan Cinta Para Pejuang
Penulis : Salim A Fillah
Penerbit : Pro-U Media
Cetakan : Juni 2011
Tebal : 340 Halaman
Harga : Rp 60.000
B. Gambaran Umum
Sesuai judulnya, buku ini membahas secara mendalam tentang cinta dalam pandangan seorang muslim. Tentu tidak sama orang yang merasakan cinta berdasarkan agama dengan orang yang merasakan cinta atas dasar rasa semata. Pembaca sedikit “dipaksa” untuk menjelajahi dan memahami konsep cinta secara utuh. Hal ini kadang membuat lupa pembahasan bagian sebelumnya, namun tetap menarik untuk mengikuti setiap bagian dari literasi cinta. Secara singkat buku ini adalah kumpulan pendapat penulis tentang definisi cinta, kisah-kisah cinta yang islami, kehidupan sahabat yang berjuang menapaki jalan cinta, seteguk inspirasi iman, dan langkah-langkah menapaki jalan cinta para pejuang. Gaya Bahasa Ust. Salim A. Fillah yang khas dan cenderung puitis menambah daya tarik tersendiri untuk menelusuri setiap kata yang tertuang.
C. IDENTITAS PENGARANG
Salim Akhukum Fillah atau bernama asli Arif Nursalim adalah seorang penulis buku islami dan pendakwah dari Yogyakarta, Indonesia. Namanya mulai dikenal luas setelah menerbitkan buku Nikmatnya Pacaran setelah pernikahan. Kelahiran 21 Maret 1984, Kabupaten Kulon Progo, Pasangan bernama Dwi Indah Ratnawati. Pendidikan yang ditempuh Universitas Gadjah Mada (2002–2007), UIN Sunan Kalijaga.
D. SINOPSIS
Dengan apa kita menaklukkan dan menghadapi musuh dunia? Tentu saja dengan cinta. Karena kita belajar apa itu cinta dari segala sesuatu yang ada di bumi. Dengan cinta di koridor yang benar, akan kita nikmati perjalanan mencapai cita dan harapan Ilahi. “Ya Allah letakkanlah dunia dalam genggamanku bukan dalam hatiku…”. Terkadang juga kita mencintai seseorang dengan menggantungkan kebahagiaan untuk selalu bersamanya. Namun di saat dia tidak memberi kesempatan pada kita, itu menjadi sumber kesengsaraan
E. Uraian Singkat Tiap Bab
Bab 1 : Dari Dulu Beginilah Cinta
Membawa kita memahami pikiran sesat sejarah cinta yang membuat sengsara. Seperti kisah cinta Qais dan Laila yang berakhir kegilaan . Ketika cinta yang menguasai jiwa, ketika cinta yang menentukan kehidupan kita, yang terjadi adalah keburukan yang dibangun di atas keburukan. Tentu bukan itu Jalan Cinta Para Pejuang.
Bab 2 : Dunia Kita Hari Ini
Harus dipahami bahwa pada dunia hari ini dan masa yang akan datang peniti jalan cinta para pejuang akan di hadapkan pada pejuang-pejuang lain yang juga memiliki keyakinan. Banyak hal yang telah berubah sejalan dengan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang. Bahwa kajian cinta telah berubah, dari yang terlalu simple hingga menimbulkan persoalan mendasar cinta kaearah yang lebih kompleks.
Bab 3 : Jalan Cinta Para Pejuang
Dibagi kedalam 4 bagian :
- Visi, disampaikan tentang betapa pentingnya memiliki visi dalam mencintai. Memiliki visi pastinya memiliki mimpi karena mimpi adalah bagian dari visi.
- Gairah, di dahului dengan kisah para pecinta yang terpaut jauh dalam kedudukan. Di jalan cinta para pejuang, jangan sampai kita dirusuhkan gairah sendiri.
- Nurani, digaungkan bahwa nurani harus terus bergetar menyuarakan ilahi yang senantiasa menyemangati agar kita berbuat takwa.
- Disiplin, adalah awalnya tentu sebuah paksaan. Sebuah pemaksaan yang tak jarang terlahir darinya sikap kepahlawanan. Dijalan cinta para pejuang memang memerlukan kata. Tetapi tidak cukup dengan kata.
F. KEUNGGULAN BUKU
- Ditulis dengan kata-kata indah yang menyentuh yang kadang pembaca dibuat menangis jika menghayatinya.
- Penulisannya dibuat bab-bab, namun jika kita lelah atau bosan kita bias membaca sub bab yang kita sukai tanpa merasa ada yang hilang walau dibaca dari tengah, belakang atau depan.
- Tidak hanya membagi ilmu, namun semangat dan inspirasi.
G. KELEMAHAN BUKU
- Bahasa yang digunakan kadang tidak pernah kita temui, kadang terlalu puitis, sehingga kita harus mencari makna dari kata itu atau menafsirkan sendiri.
H. KESIMPULAN
Buku ini sangat cocok untuk para pemuda yang masih memiliki semangat-semangat berkobar. Sehingga ketika membacanya bisa langsung tau apa yang harus dia perbuat. Namun juga cocok dibaca oleh para orang tua yang akan menambah semangat dalam berjuang di kehiduopan. Kata-katanya yang sulit dimengerti bukan untuk dikonsumsi oleh anak-anak. Namun kisah-kisah inspiratif di buku ini bisa menjadi bahan oleh para orang tua untuk bisa menceritakan kepada anak-anak dengan kata-kata yang bias dimengerti mereka.
Rena Puti Andini, S.E.
Santriwati pesantren BIK Jakarta