Dewan Da’wah Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) News, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk ke sekian kalinya menyatakan penolakannya terhadap syariat atau undang-undang kompilasi Islam satu di antaranya poligami.
Sikap PSI tersebut dapat dilihat di iklan atau perkataan ketua umum partai PSI, Grace Natalie. Seperti dilansir detikcom pada Rabu (12/12/2018) dari pidato yang diberi judul ‘Keadilan untuk Semua, Keadilan untuk Perempuan Indonesia’ Grace menyatakan PSI tidak akan pernah mendukung poligami. Tidak akan ada kader, pengurus, dan anggota legislatif dari partainya yang mempraktikkan poligami.
Baru-baru ini PSI kembali menghebohkan pertelevisian swasta dengan jargon iklan kontroversial yang sama, anti poligami. Iklan tersebut bergaya musik lawas lengkap dari pakaian sampai penetuan kualitas video. Video berdurasi 30 detik itu menampilkan dua laki-laki dan satu perempuan. Pihak laki-laki sebagai pemain alat musik gitar dan seruling sedangkan penyanyinya adalah si perempuan.
Sisi kontroversial yang dimaksud tentu bukan ‘genre’ musiknya melainkan pada lirik yang dibawakan oleh sang vokalis, perhatikan lirik berikut ini:
Tidak semua partai politik
“Tidak semua partai politik
Bersalah padamu
Contohnya PSI
Partai anti korupsi
Tolak poligami
Ayo coblos PSI”
Dalam petikan liriknya secara jelas menyebut “tolak poligami.” Kalau diteliti lebih lanjut maka kalimat “tidak semua partai politik bersalah padamu” bertentangan dengan kalimat “tolak poligami” sebab poligami sendiri merupakan praktik berumah tangga yang dijaga oleh undang-undang negara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Sehubungan dengan beredarnya iklan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang memuat materi “Tolak Poligami” itu maka Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia berkomitmen untuk mendukung pemerintah agar dapat menjaga perundang-undangan negara sebagaimana telah dirancang oleh Founding Fathers tanah air ini.
Menurut Dewan Da’wah, dalam iklan tersebut PSI turut membawa isu Suku, Ras, Agama dan Antar Golongan (SARA) yang sangat sensitif untuk dibahas terlebih di waktu panas menjelang pesta demokrasi mendatang.
Oleh karena itu Dewan Da’wah telah mengirim surat pengaduan kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terkait iklan PSI yang memuat penolakan poligami agar dapat ditarik dari daftar periklanan televisi swasta.