Di Balik Menggilanya Harga Emas

Di Balik Menggilanya Harga Emas

Harga emas sekarang lagi menggila di JKT. LM kasta tertinggi, Antam Certieye, yang 100 Gram harganya sudah IDR 300juta-an di sentra perdagangan emas di Cikini, Melawai, dan Senen.

Padahal, spot gold price Dunia itu ada di level USD 4.017,18 per troy ounce, yang mana itu adalah kalau dihitung dengan kurs BI, itu sekitar IDR 2.139.700 per Gram (IDR 214 juta / 100 Gram).

Harusnya kalau ikut harga Dunia, maka selisihnya tidak banyak, paling 2%-3% saja, tidak sampai 41%.

Lalu kenapa bisa beda jauh begitu?

Well, karena ada yang goreng-goreng. Ada price discrimination yang menghasilkan laba besar bagi para “tukang gorengan”. Sampai-sampai emas di sini diselundupkan ke luar, lalu dikirim lagi ke IDN.

Apa pasalnya bisa terjadi kegilaan begitu…?

Well, salah satunya adalah keanehan orang IDN ini sendiri dalam berdagang. Emas Antam Certieye harganya paling mahal, kasta tertinggi. Setelah itu kasta berikutnya adalah Antam yang cetakan berdiri, setelah itu Antam yang cetakan duduk, lalu Galery24, setelah itu UBS, dlsb…

Padahal, semuanya emas, kandungan kemurnian sama, bedanya hanyalah tukang cetaknya saja (yang sebenarnya sama-sama bersertifikasi dan diaudit). Bahkan, Galery24 itu juga sama-sama cetakan Antam.

Sementara kalau dibawa ke LN, harganya akan sama saja.

Aneh…?

Iya memang aneh tetapi nyata, sebagaimana keanehan harga (kurs) bank notes USD 100an itu beda dengan yang pecahan 50an dan lainnya. Bahkan sama-sama pecahan 100an bisa berbeda harga (kurs) kalau lecek atau beda tahun cetakannya.

Itulah keẓöliman mengurangi takaran dan timbangan, yang telah diancam oleh Baginda Nabiyy ﷺ:

يَا مَعْشَرَ ٱلْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ٱبْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِٱللَّـهِ أ … وَلَمْ يَنْقُصُوا ٱلْمِكْيَالَ وَٱلْمِيزَانَ إِلاَّ أُخِذُوا بِٱلسِّنِينَ وَشِدَّةِ ٱلْمَؤُنَةِ وَجَوْرِ ٱلسُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ

Baca Juga:  Perjuangan itu Dasarnya Harapan

“Wahai kaum Muhājirīn, ada 5 perkara yang apabila kalian dicoba dengannya maka aku berlindung kepada Allōh semoga kalian tak mengalami zaman itu, (yaitu) … Tidaklah mereka mengurangi timbangan & takaran, melainkan mereka akan disiksa dengan paceklik, bencana alam yang parah, dan penguasa yang ẓōlim.” — HR. Ibnu Mājah no 4019

Ngeri ancamannya kan…?

Ya begitulah…

M. Arsyad Syahrial SE, MF
Pengamat Ekonomi dan Pergerakan Islam
Alumni RMIT University, Melbourne, Australia

Bagikan Artikel:

==========================================

Yuks!, perbanyak amal jariyah dengan ikut berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas dakwah islamiyah bersama Pesantren Bina Insan Kamil, salurkan donasi terbaik Antum melalui rekening:

Bank Syariah Indonesia
7000 7555 00
a/n Bina Insan Kamil Pramuka

Kode Bank: 451

Konfirmasi Transfer:
https://wa.me/6282298441075 (Gita)

Ikuti juga konten lainnya di sosial media Pesantren Bina Insan Kamil:
Instagram: https://www.instagram.com/pesantrenbik
Fanspage: https://www.facebook.com/pesantrenbik
YouTube: https://www.youtube.com/c/PesantrenBIK

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *