Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya nomor 14929, Affan menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami, Abu Bisyr menceritakan kepada kami, dari Sualiman bin Qais, dari Jabir bin Abdullah yang berkata,
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah memerangi suku Muharib Khashafah di daerah Nakhl. Lalu mereka melihat kaum muslimin sedang lengah maka ada seorang dari mereka yang disebut bernama Ghaurats bin Harits yang langsung berdiri menghadap kepala Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan menodongkan pedang. Dia menyergah beliau, “Ayo, sekarang siapa yang akan menyelamatkanmu dariku.” Beliau menjawab, “Allah!” Lalu jatuhlah pedang itu dari tangannya yang kemudian diraih oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliaupun berkata kepadanya, “Nah, sekarang siapa yang bisa menyelamatkanmu dariku?” Dia menjawab, “Oh, tolong jadilah engkau pembalas yang terbaik.” Beliau bertanya, “Apakah kau mau bersaksi tiada ilah selain Allah?” Dia menjawab, “Tidak, tapi aku tidak akan memerangimu dan tidak akan bersama kaum yang memerangimu.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun melepaskannya.
Orang ini lalu kembali ke kaumnya dan mengatakan, “Aku baru saja datang dari pertemuan dengan manusia terbaik.”
Asal hadits ini ada dalam Shahih Muslim dan juga disebut oleh Al-Bukhari secara ta’liq, juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban. Para perawinya tsiqah hanya saja Abu Bisyr tidak mendengar langsung dari Sulaiman bin Qais namun melewati bukunya. Ada penguatnya yaitu riwayat Qatadah, tapi Qatadahpun juga tidak mendengar dari Sulaiman sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Bukhari yang dinukil oleh Al-Mizzi dalam Tahdzib Al-Kamal pada biografi Sulaiman bin Qais.
Peristiwa penodongan terhadap Rasulullah ini shahih, berdasarkan riwayat Abu Salamah dari Jabir tapi tidak ada detil percakapan dan pemaafan Rasulullah padanya, hanya saja bisa disimpulkan dari konteks kisah itu bahwa beliau membiarkannya pergi. Wallahu a’lam.
Dari sini terlihat bagaimana Rasulullah memberikan permaafan kepada kafir HARBI yang telah menodongnya bahkan tetap tak mau masuk Islam. Bandingkan dengan manhaj khawarij modern yang bahkan tega membunuh pekerja kemanusiaan yang telah masuk Islam. Sungguh di saat bulan mauled ini kita terkenang dengan sikap dan kelembutan sang Nabi Agung Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang menampakkan Islam dalam rupa yang bijak tapi tetap tegas berwibawa.
Anshari Taslim
2 Januari 2015.