Meluruskan Persepsi tentang Kejadian di Tanah Sam (Bagian 3)

Meluruskan Persepsi Tentang Kejadian di Tanah Sam (Bagian 2)

Melanjutkan dari Bagian 1

Tanya: Pusing melihat benang kusut di Tanah Ṡām!
Jawab: Agar tidak melihat persoalan di Timur Tengah (khususnya di Tanah Ṡām) sebagai “benang kusut”, maka perlu mengetahui bahwa ada 4 poros politik, yaitu:

  • Poros Suȕdiyy.
  • Poros Iran.
  • Poros Türkiye – Qoṭr.
  • Poros Isra-Hell – Amrik.

Melihat keadaan di Timur Tengah dengan framework 4 poros ini penting agar bisa melihat dengan jelas bahwa apa yang sebenaranya terjadi sehingga tak memiliki persepsi keliru bahwa:

  • Iran adalah pihak yang dianggap berjasa besar dalam urusan kaum Muslimīn seperti yang digadang-gadang oleh Poros Iran.
  • Perselisihan antar kelompok kaum Sunni adalah sebatas “urusan politik”, BUKAN perkara “manhaj” apalagi “àqīdah” seperti yang selama ini diklaim oleh Poros Suȕdiyy terhadap al-Ikhwān al-Muslimīn.

Pembahasan selanjutnya akan semakin nyata bahwa perseteruan antara kelompok kaum Muslimīn sama sekali tidak bisa dilihat memakai kacamata àqīdah apalagi manhaj.

Tanya: Siapa “pemain utamanya”?
Jawab: Adalah Àrab Suȕdiyyah (KSA) dan Iran yang menjadi pemain utama di kawasan Timur Tengah. KSA mewakili Sunni (baca: kaum Muslimīn) sedangkan Iran mewakili Ṡiàh (baca: kaum Rōfiḍoh). Masing-masing negara ini saling berebut pengaruh di kawasan Timur Tengah, dan sudah beberapa negara di Timur Tengah yang “jatuh ke tangan” Rōfiḍoh, semisal: Sūriyā (Àlawiyyīn / Nuṣoiriyyah), Iraq (Quwwāt al-Ḥaṡd aṣ-Ṣa`biyy), Lebanon (Ḥizbuṡ-Ṡaiṭōn), Yaman (Ḥūṫiyyūn), dan hampir saja juga Bahrain (namun coup d’état oleh Rōfiḍoh pada 2011 berhasil digagalkan).

Poros Suȕdiyy (Kingdom of Saudi Arabia / KSA) memiliki kekhawatiran terhadap beberapa pihak di Timur Tengah (Middle East) yaitu:

  • al-Ikhwān al-Muslimīn (IM),
  • Iran (Neo Persia – Rōfiḍoh),
  • Türkiye (Neo-Ottoman), dan
  • Isra-Hell (Isra-Hell Raya).

Tanya: Kenapa di 2023 seperti ada perubahan sikap antara Suȕdiyy dengan Iran?
Jawab: Hal itu sebenarnya dimulai dari sejak KSA dikuasai oleh MbS (Muḥammad ibn Salmān Ālu Suȕd), maka KSA bersedia berkompromi dengan Türkiye, Iran, dan tentunya dengan Isra-Hell (bahkan ada info kuat bahwa KSA akan membuka hubungan diplomatik dengan Isra-Hell kalau saja tak terjadi Àmaliyah Ṭoufānil-Aqṣō pada 7 Oktober 2023).

Baca Juga:  Meluruskan Persepsi Tentang Kejadian di Tanah Sam (Bagian 1)

Sejak 2023 telah dimulai perbaikan hubungan bilateral antara KSA dengan Iran. Latar belakang dari penjajagan ini antara lain adalah peristiwa serangan drone Iran ke fasilitas perminyakan milik Saudi Aramco di Buqoiq dan Ḳurois pada September 2019. KSA menyadari bahwa ketergantungannya pada perlindungan dari Amrik tidaklah berarti banyak, oleh karena itu KSA perlu berdamai dengan Iran. Terlebih dengan visi MbS untuk mengurangi ketergantungan KSA terhadap minyak mensyaratkan KSA harus mulai menata hubungan baik dengan negara-negara tetangganya di kawasan Timur Tengah & Teluk Persia, utamanya dengan Iran, dan menciptakan stabilitas regional demi keamanan perekonomian KSA setelah sumber daya alam minyaknya suatu saat nanti habis.

KSA juga ingin menghentikan perang di Yaman, karena biaya perang yang dikeluarkan sangat besar (mencapai ratusan milyar hingga trilyunan USD yang terdiri dari biaya operasi militer, bantuan kemanusiaan, dan efek tidak langsung terhadap perekonomian), dan juga KSA menyadari bahwa Ḥūṫiyyūn malah semakin kuat bahkan mampu untuk meluncurkan serangan ke wilayah KSA. Sejak April 2023 perang terbuka antara koalisi pimpinan KSA melawan Ḥūṫiyyūn di Yaman sudah sangat banyak berkurang. Namun kemudian muncul situasi baru menyusul keberpihakan Ḥūṫiyyūn terhadap Palestina (baca: Ḥ4M4S) dengan cara menyerang kapal-kapal yang melintasi Laut Merah yang ditengarai membawa barang kebutuhan bagi koloni pemukim illegal Yahūdiyy Zionist Isra-Hell.

Sementara itu di sisi lain Iran juga berkepentingan untuk memiliki hubungan baik dengan KSA. Negara Rōfiḍoh itu tampaknya sudah letih dengan sanksi embargo oleh Amrik dan Sekutunya yang entah kapan akan selesai. Seperti juga embargo Amrik atas Kuba, yang telah berlangsung sejak 1958, itu mengakibatkan kehancuran perekonomian Kuba, maka demikian pula dengan embargo Amrik atas Iran yang sudah berlangsung sejak 1979 terhadap ekonomi Iran.

Baca Juga:  Apa Yang Sebenarnya Terjadi Di Perang Suriah?

Iran khawatir dengan adanya tanda-tanda ke arah pembukaan hubungan KSA dengan Isra-Hell, dan juga kemungkinan KSA bersekutu dengan Isra-Hell untuk menyerang Iran (CATATAN: please bear in mind that the chance of KSA bekerja-sama dengan Isra-Hell untuk menyerang Iran is greater than the chance of KSA bersekutu dengan Iran untuk menyerang Isra-Hell). Untuk mencegahnya, satu-satunya cara yang masuk àqal dan dapat diraih oleh Iran adalah dengan memperbaiki hubungannya dengan KSA.

Demikian Bagian 2, Inṡā’Allōh akan dilanjutkan dengan Bagian 3

M Arsyad Syahrial SE, MF
Pengamat Ekonomi dan Pergerakan Islam
Alumni RMIT University, Melbourne, Australia

Bagikan Artikel:

One thought on “Meluruskan Persepsi Tentang Kejadian di Tanah Sam (Bagian 2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *