Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, jama’ah pengajian ibu-ibu di Lagoa, Jakarta Utara yang berlokasi di mushola At-Taubah alhamdulillah makin ramai diminati ibu-ibu lingkungan sekitar mushola. Mulai dari ibu-ibu paruh baya sampai lansiapun ada. Bahkan ada juga yang membawa anak bayi saat pengajian. Ini menandakan makin diminati pengajian pekanan yang di gagas oleh alumni santri pesantren BIK. serta di dukung juga oleh da’i dari kurir dakwah sebagai guru tetap pelajaran Qur’an.
Ada hal yang menarik dari pengajian ibu-ibu ini, dimana mereka berinisiatif mengadakan infak pekanan sebagai kas untuk keperluan pengajian. Infaknya sukarela, berapapun rezekinya diterima. Kalau lagi kebetulan sedang tidak bisa infak tidak masalah. Uang infak ini memang dari jama’ah lalu digunakan kembali untuk jama’ah pengajian. Mereka belajar mengorganisir sendiri semuanya, termasuk menunjuk seorang bendahara. Yaa.. Tugas kita sebagai pengajar dan pembuka lahan hanya mengarahkan. Kita berharap dengan memberi amanah kepada ibu-ibu, mereka bisa lebih kreatif dan inisiatif untuk menjadikan pengajian ini lebih maju dan lebih baik.
Pekan ini ada buku panduan ibadah Ramadhan yang akan dipakai oleh ibu-ibu pengajian. Uang untuk membeli buku itu rencananya akan diambil dari uang infak mereka yang terkumpul. Dan ternyata ada beberapa ibu-ibu dari jama’ah yang berinisiatif membelikan untuk di wakafkan. MasyaAllah begitu semangatnya mereka dalam menuntut ilmu dan berlomba-lomba memenuhi kebutuhan untuk sarana mengaji.
Inilah yang kita harapkan, dimana daerah-daerah binaan kedepannya bisa belajar mandiri perlahan. Tidak melulu bergantung atau menunggu untuk dibantu. Jika memang kebutuhan sarana mengajinya masih bisa dipenuhi sendiri, tidak ada salahnya kitapun memberikan kesempatan yang sama kepada mereka untuk beramal baik, untuk memberikan infak terbaik bagi agama Allah. Dalam membina ada kalanya kita tidak melulu memberi ikan pada objek dakwah. Memberi pancing itu juga dibutuhkan bagi mereka supaya tidak ada rasa terus bergantung. Salah satu cara memberikan pancing ya dengan mengajarkan mereka bersedekah atau berinfak.
Dan yang perlu disadari dalam membentuk karakter yang mandiri dalam sebuah kelompok kita tidak dapat menolong semua orang dengan pancing, ada kalanya orang-orang yang harus ditolong dengan ikan. Tinggal kita yang menempatkan mana saat yang tepat memberi bantuan langsung(ikan), mana saatnya mulai mengajarkan mereka untuk mandiri (memberi pancing). Semoga kita semua bisa istiqomah saling menebar kebaikan dan mengajarkan kebaikan bagi banyak orang.
Rena Puti Andini
Santriwati BIK Jakarta dan Relawan Dakwah Marjinal, Founder Komunitas Orang Baik, Alumnus STIE Ghanesa, Fakultas Ekonomi 2018, Profesi Guru.
Yuks!, perbanyak amal jariyah dengan ikut berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas dakwah islamiyah bersama Pesantren Bina Insan Kamil, salurkan donasi terbaik Antum melalui rekening:
Bank Syariah Indonesia
7000 7555 00
a/n Bina Insan Kamil Pramuka
Kode Bank: 451
Konfirmasi Transfer:
https://wa.me/6282298441075 (Admin)
Ikuti juga konten lainnya di sosial media Pesantren Bina Insan Kamil:
Instagram: https://www.instagram.com/pesantrenbik
Fanspage: https://www.facebook.com/pesantrenbik
YouTube: https://www.youtube.com/c/PesantrenBIK
Website: https://pesantrenbik.com
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)