Sebuah bom dijatuhkan di daerah Anshari, Aleppo timur, membuat sejumlah warga terluka. Ketika itu 2014, puncak dimana Assad menggunakan birmil secara membabi buta.
Bom susulan jatuh di lokasi sama. Korban makin banyak, yang selamat menjadi terkubur hidup-hidup.
Relawan White Helmet tiba di lokasi serangan. Mendapati kepulan debu menyesakkan, sementara bangunan rata dengan tanah. Mereka bekerja keras 16 jam menggali untuk mengevakuasi mayat, atau barangkali masih ada yang selamat.
“Saat itu kami menyisir reruntuhan mencari seorang bayi yang belum ditemukan, namun diduga sudah meninggal”, kata seorang relawan.
Di tengah keputusasaan akan nasib sang bayi. Seorang anggota tim mendengar suara. Sayup-sayup seperti tangisan.
Maka mereka kembali ke reruntuhan. Bergegas mencari sumber suara itu untuk menolongnya. Kepala bayi terlihat dari celah-celah kehancuran.
Tangan relawan bernama Khaled Omar Harrah menjadi perantara pertolongan Allah kepada sang bayi yang bernama Mahmud. Khaled menarik perlahan. Dengan hati-hati ia mengeluarkan tubuh Mahmud kecil dari reruntuhan.
Penyelamatan Mahmud menarik minat Netflix untuk membuatkan film dokumenter secara profesional. Kisah humanis penuh keberanian ini diapresiasi oleh dunia. Piala Oscar untuk kategori film dokumenter disabet para pemberani Aleppo.
Namun, sang aktor utama penyelamatan Mahmud tak muncul di film. Tidak ada narasi langsung darinya. Hanya teman-teman yang mengisahkan momen mengharukan tersebut. Sedangkan Mahmud tumbuh besar dengan sehat, ia dijuluki ‘Miracle Baby’.
11 Agustus 2014, serangan udara menggulung Aleppo timur. Khaled Omar Harrah ternyata telah bergabung dengan ratusan temannya yang telah tiada. Ia gugur hanya satu bulan sebelum film dokumenter dirilis.
Kematiannya berdampak untuk semua tim pertahanan sipil. Penduduk Aleppo mengenal Khaled karena kharisma dan ketangguhan seorang pejuang kemanusiaan.
Ia juga dijuluki “penyelamat anak-anak” karena banyaknya anak kecil yang diselamatkan dari reruntuhan. Sebagian besar bisa dikeluarkan dalam keadaan hidup, bahkan yang terkubur tumpukan besar dalam waktu lama. Khaled selalu merasakan basirah dari dalam hatinya, bahwa ada anak di bawah sana.
Dengan izin Allah, ia mengeluarkan ‘Miracle Baby’ dalam keadaan hidup.
Khaled muncul di film dokumenter ‘Last Men in Aleppo’ yang rilis pada 2017. Film diawali ketika ia melihat raungan pesawat di langit, dan diakhiri dengan penguburannya.
“Kemana akan pergi? Jika takdir akan bermuara pada kematian, maka tinggal memilih jalan menujunya”
Kematiannya memberikan kekuatan moral dan alasan bagi kawan-kawannya agar terus mengabdi di Suriah.
Bahwa ‘Kemana akan pergi? Jika takdir akan bermuara pada kematian, maka tinggal memilih jalan menujunya’
Aleppo timur telah jatuh ke tangan pihak rezim Assad lewat gempuran mematikan berbulan-bulan. Kehancuran kota dan kepergian puluhan ribu penduduk Aleppo menjadi pesta pora para loyalis rezim diktator.
White Helmet pun keluar. Akan tetapi tak ada kata berhenti, mereka tetap melanjutkan pengabdiannya ke tempat-tempat yang dihajar serangan udara. Menjadi penyelamat paling awal dan terakhir pergi.
Tubuh Khaled terkubur di Aleppo, namun heroismenya melekat di hati para penerusnya. Semangat Khaled tidak akan padam dalam sejarah kemanusiaan.
Semoga Allah mengganjarnya dengan pahala syahid…
Sumber : FP Misi Medis Suriah
InsyaAllah perjuangan akan dan tetap berlanjut. Bagi yang ingin bergerak bersama :
REKENING DONASI KEMANUSIAAN
- Mandiri 900 0019 330 720
- BCA 1691 967 749
- BRI 0029 0110 999 7500
- BNI 0317 563 523
Atas nama IKRIMAH
REKENING DONASI OPERASIONAL
(Membiayai operasional kerja kemanusiaan)
- MANDIRI 171 0001 5067 43
- BCA 2980 5299 35
- BNI Syariah 0692 432 114
- BRI 1261 0100 1798 500
Atas nama Ihsanul Faruqi
CALL CENTER & KONFIRMASI
Admin Indonesia Muda : 083815555560
Nama – Alamat – Pekerjaan
Link WA: http://bit.ly/2HbPbWu
Mohon doanya. Donasi anda akan disalurkan ke berbagai project di Turki – Suriah – Indonesia – Rohingya serta beberapa daerah lainnya
JazakumUllah khairal jaza
Allah Yubaarik fiikum