Amal Baik dan Amal Buruk Saling Ajak Teman

Amal Baik dan Amal Buruk Saling Ajak Teman

Amalan baik dan amalan buruk keduanya ibarat semut, kalau dia hinggap pada diri seseorang maka dia akan manggil saudara-saudaranya yang lain.

Awalnya cuma sedekah 10 rb ke pengemis jalanan, jadi rutin maka sedekah manggil puasa sunnah, lama-lama puasa sunnah manggil shalat tahajjud. Hingga orang yg tadinya hanya memulai dgn sedekah 10 rb akhirnya jadi rajin puasa sunnah dan shalat tahajjud.

Begitu pula yang awalnya hanya melihat gambar porno, lama-lama pengen berzina, si zina manggil si swinger. Si Swinger manggil saudaranya yg lebih jelek yaitu homoseks. Tak puas dengan homo lalu pengen main dengan binatang. Begitu seterusnya.

Itulah nasehat Urwah bin Zubair rahimahullah sebagaimana yg diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya jilid 19 hal. 403:

إِذَا رَأَيْت الرَّجُلَ يَعْمَلُ الْحَسَنَةَ فَاعْلَمْ، أَنَّ لَهَا عِنْدَهُ أَخَوَاتٍ، فَإِنَّ الْحَسَنَةَ تَدُلُّ عَلَى أُخْتِهَا، وَإِذَا رَأَيْته يَعْمَلُ السَّيِّئَةَ فَاعْلَمْ، أَنَّ لَهَا عِنْدَهُ أَخَوَاتٍ، فَإِنَّ السَّيِّئَةَ تَدُلُّ عَلَى أُخْتِهَا.

“Jika kamu melihat seseorang melakukan suatu kebaikan maka ketahuilah bahwa kebaikan itu punya saudara di sisi orang itu, karena satu kebaikan akan memberitahu saudaranya yg lain.

Begitu pla kalau dia melakukan keburukan maka ada saudara si keburukan itu di sisi orang itu, karena satu keburukan akan mengarahkan pada saudaranya yg lain.”

Berusaha memulai amal baik sekecil apapun, dan berusaha hindari maksiat sekecil apapun.

Ibnu Al-Qayyim berkata dalam kitabnya Miftah Dar As-Sa’adah (2/847):

وتتداعى السَّيئاتُ في حقِّ مثل هذا وتتولف، فيتولَّدُ من الذَّنب الواحد ما شاء الله من المتالف والمعاطب التي يهوي بها في دركات العذاب، فالمصيبةُ كلُّ المصيبة الذَّنبُ يتولَّدُ من الذَّنب، ثمَّ يتولَّدُ من الاثنين ثالث، ثمَّ تقوى الثَّلاثةُ فتوجبُ رابعًا، وهلُمَّ جرًّا. ومن لم يكن له فقهُ نفسٍ في هذا الباب هلك من حيثُ لا يشعُر. فالحسناتُ والسَّيئاتُ آخذٌ بعضُها برقاب بعض، يتلو بعضُها بعضًا، ويُثْمِرُ بعضُها بعضًا؛ قال بعض السَّلف: “إنَّ من ثواب الحسنةِ الحسنةَ بعدها، وإنَّ من عقاب السيئةِ السيئةَ بعدها”. وهذا أظهرُ عند النَّاس من أن تُضرب له الأمثالُ وتُطلب له الشَّواهد والله المستعان.

Baca Juga:  Rasionalitas Islam Versi Salaf & Khalaf - Sebuah Perbandingan Karakter

“Kesalahan dan dosa akan berakumulasi pada orang seperti ini, dan dari satu dosa saja, Allah akan menciptakan berbagai kerugian dan bencana yang menjerumuskannya ke jurang azab. Jadi, musibah terbesar adalah dosa yang melahirkan dosa lain, lalu keduanya melahirkan yang ketiga, kemudian ketiganya menguat dan menyebabkan yang keempat, dan seterusnya. Yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang hal ini akan binasa tanpa dia sadari.

Kebaikan dan keburukan saling berkaitan, satu mengikuti yang lain, dan satu menghasilkan yang lain. Sebagian ulama salaf berkata, “Sesungguhnya di antara pahala kebaikan adalah kebaikan setelahnya, dan sesungguhnya di antara hukuman keburukan adalah keburukan setelahnya. Ini cukup jelas dalam kehidupan manusia tanpa harus diberikan contoh atau persaksian. Semoga Allah melindungi.”

Maksiat adalah kurir Kekufuran

Dikatakan (المعاصي بريد الكفر) (Maksiat adalah kurir kekufuran), maksudnya banyaknya maksiat yang tak terbendung dan tidak diakhiri dengan taubat bisa membawa seorang menjadi kafir. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Rajab dalam Fath Al-Bari-nya,

مراده أن الإصرار على المعاصي وشعب النفاق من غير توبة، يخشى منها أن يعاقب صاحبها بسلب الإيمان بالكلية، وبالوصول إلى النفاق الخالص، وإلى سوء الخاتمة، نعوذ بالله من ذلك، كما يقال إن المعاصي بريد الكفر

“Maksudnya, bersikeras terus menerus melakukan maksiat merupakan cabang kemunafikan bila tak bertaubat. Ditakutkan pelakunya akan dihukum dengan pencabutan iman secara keseluruhan atau sampai pada munafik murni dan berakhir dengan su`ul khatimah, sebagaimana dikatakan: “Maksiat adalah kurir kekufuran”. Kita berlindung kepada Allah dari semua itu.” — (Fath Al-Bari karya Ibnu Rajab jilid 1 hal. 181).

Hal ini disebabkan dosa-dosa saling menarik dan mengundang satu sama lain. Karena sesungguhnya di antara hukuman dari suatu keburukan adalah keburukan setelahnya, sebagaimana di antara keberkahan suatu kebaikan adalah kebaikan setelahnya. Maka dosa-dosa akan menumpuk padanya hingga membinasakannya.

Baca Juga:  Pengakuan Al-Qurthubi bahwa Ulama Salaf Meyakini Allah Di Atas

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya tentang hal ini:

إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ؛ فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ

“Jauhilah dosa-dosa kecil (yang dianggap remeh), karena sesungguhnya dosa-dosa itu akan berkumpul pada seseorang hingga membinasakannya.” — (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi).

Maka, bisa jadi dosa-dosa itu membinasakannya karena jumlahnya yang banyak, sehingga keburukannya mengalahkan kebaikannya lalu ia binasa. Atau, setan akan membawanya secara bertahap dari dosa-dosa kecil menuju dosa-dosa besar, dari dosa-dosa besar menuju dosa yang lebih besar lagi, dan dari sana menuju kekafiran. Hingga benarlah perkataan para ulama salaf radhiyallahu ‘anhum tentangnya, lalu ia pun binasa.

Persering amal shalih sekecil apapun.

Karena dia akan mengajak teman-temannya yang lain, maka mulailah dengan yang paling gampang dilakukan, misalnya dimulai dengan sering mengucap zikir lisan seperti subhaanallah, wal hamdulillah, dan lain sebagainya. Usahakan tiap hari bersedekah meski kecil dan remeh. Misalnya tiap pagi tranfer meski hanya 2 ribu perak ke Yayasan sosial atau lembaga dakwah terpercaya.

Mulailah tiap hari selalu membaca Al-Qur`an meski hanya 5 ayat, lama-lama akan meningkat tiap habis shalat. Lama-lama bisa meningkat satu haru satu juz. Untuk selanjutnya akan terbawa mengkaji ayat tersebut sehingga hadir atau mendaftar di majlis-majlis ilmu demi ikut kajian.

Begitulah perjalanan orang hijrah, satu kebaikan yang dirutinkan akan membawanya pada kebaikan berikutnya. Sehingga akhirnya dia menimpali dosa-dosa yang pernah dia lakukan hingga terhapus sama sekali dan dia pun berakhir dengan husnul khatimah.

Ustadz Anshari Taslim, Lc.
Mudir Pesantren Bina Insan Kamil – DK Jakarta

Bagikan Artikel:

==========================================

Yuks!, perbanyak amal jariyah dengan ikut berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas dakwah islamiyah bersama Pesantren Bina Insan Kamil, salurkan donasi terbaik Antum melalui rekening:

Bank Syariah Indonesia
7000 7555 00
a/n Bina Insan Kamil Pramuka

Kode Bank: 451

Konfirmasi Transfer:
https://wa.me/6282298441075 (Gita)

Ikuti juga konten lainnya di sosial media Pesantren Bina Insan Kamil:
Instagram: https://www.instagram.com/pesantrenbik
Fanspage: https://www.facebook.com/pesantrenbik
YouTube: https://www.youtube.com/c/PesantrenBIK

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *