Kelak, apa jawaban kita saat Allah Robbul alamin bertanya, “Buat apa waktu hidupmu engkau gunakan..?”
Pesantren Bina Insan Kamil, itulah nama pesantren kecil mungil yang ada ditengah-tengah Ibu Kota Jakarta, tepatnya di Jl. Pramuka, Rawasari, Jakarta Pusat. Dengan program dirosah Islamiyah (Aqidah, Fiqih, Bahasa Arab dan Fiqih Sosial) menarik hati para pelajar, pemuda, mahasiswa, pekerja, bahkan yang sudah berumah tangga untuk menjadi santri di pesantren tersebut.
Yang lebih menarik hati, selain belajar agama, santri juga berkesempatan untuk berbagi ilmu kepada orang lain. Dalam program Dakwah Marginal, santri menghadapi tantangan untuk belajar berdakwah di kalangan kaum marjinal seperti pemulung, pengamen, penjual asongan, sampai anak-anak jalanan.
Satu pekan sekali santri pejuang dakwah lapangan rutin mengajar anak-anak jalanan di waktu sore hari selepas shalat ashar. Disela-sela waktu kesibukan anak-anak tersebut mengais rejeki dengan menyemir dan merapihkan sandal di masjid, seperti biasa santri yang bertugas di hari itu menjemput para binaan untuk memulai pengajian.
Bimo adalah salah satu binaan Dakwah Marginal Pesantren Bina Insan Kamil yang bertempat di kawasan Stasiun Gambir. Terlihat bagaimana antusias dan semangatnya saat diberikan tugas menulis huruf-huruf Hijaiyah dengan menyalinnya dari buku Iqra yang tersedia.
Kesemangatannya itulah yang senantiasa memantik api semangat para santri untuk terus mengajarkan Islam kepada mereka.
Harapan para santri adalah bahwa jalan dakwah yang seperti ini bisa menjadi jawaban saat ditanya oleh Allah SWT, buat apa waktu hidupmu engkau gunakan?.