Belajar Lebih Asyik

Oleh: Elisya*

Rabu malam, riuh suasana belajar anak-anak Dakwah Marjinal Klender diganti dengan riuh kompetisi. Kegembiraan langsung tergambar dan terlukis pada wajah-wajah mereka.

Malam itu para pengajar sepakat memberikan sedikit pelajaran dan melebihkan waktu untuk bermain. Kali ini mereka akan bermain dengan ratusan stik es krim dan lem kayu..!

“Yeeaa.. Bikin mainan..!!!!” Seru seorang anak.

Benar-benar seru..! Ada yang sibuk berpikir dan seketika bertanya,

“Buat apaan, Kak, stik es krim sebanyak ini?”

Kaka-kaka pengajarpun dibuat sibuk menjawab dan menjelaskan,

“Ayo semua adik-adik semangat yaaa….. Adik-adik semua bebas membuat apa saja tapi ada syaratnya. Adik-adik harus berkelompok untuk membentuk tim..”

Dengan sabar tapi tetap penuh antusias Elisya menjelaskan. Elisya adalah satu diantara kaka-kaka pengajar.

Sengaja kaka-kaka pengajar tidak memberikan batasan karya, karena ini pertama kalinya mereka membuat kerajinan dari stik es krim.

Acarapun berakhir dengan antusias, rasa gembira membuncah. Kaka-kaka pengajar berharap kedepannya anak-anak menjadi lebih kompetitif, berani menyampaikan pendapat, lebih kreatif, dan mampu bekerja dalam tim.
Sedari dini anak-anak harus sudah belajar bekerjasama. Hasil pantauan dari kaka-kaka pengajar ternyata ada sikap ego yang muncul hanya karena satu stik es krim. Hasilnya tersulutlah emosi salah satu adik-adik binaan hingga mengurungkan niatnya untuk melanjutkan proyek tim yang sedang dibuat. Kaka-kaka pengajarpun dibuat repot lalu membujuknya sampai akhirnya dia mau bersama-sama menyelesaikan proyek timnya.

Belajar tidak melulu harus duduk diam dan serius mendengarkan guru
Bukan hanya mereka yg harus berpikir keras untuk menyerap ilmu, melainkan kita sebagai pendidik juga harus berpikir keras dalam mewujudkan suasana belajar yang menarik, tidak membosankan dan tidak ketinggalan juga kesan dalam belajar itu sendiri.

~~~~~~~~
*Penulis adalah santri Pesantren Bina Insan Kamil, salah satu santri yang aktif membina di Komunitas Peduli Pendidikan Anak Jalanan (Koppaja) Klender.


Yuks!, perbanyak amal jariyah dengan ikut berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas dakwah islamiyah bersama Pesantren Bina Insan Kamil, salurkan donasi terbaik Antum melalui rekening:

Baca Juga:  Merintis Dakwah Lapangan Master

Bank Syariah Indonesia
7000 7555 00
a/n Bina Insan Kamil Pramuka

Kode Bank: 451

Konfirmasi Transfer:
https://wa.me/6282298441075 (Admin)

Ikuti juga konten lainnya di sosial media Pesantren Bina Insan Kamil:
Instagram: https://www.instagram.com/pesantrenbik
Fanspage: https://www.facebook.com/pesantrenbik
YouTube: https://www.youtube.com/c/PesantrenBIK
Website: https://pesantrenbik.com

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Bagikan Artikel:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *