Allah Ta’ala telah menyebutkan sifat-sifat orang munafik dalam berbagai surat dalam Al-Qur’an, agar kita mengenali mereka, waspada terhadap mereka, dan tidak terjerumus dalam perangkap serta tipu daya mereka. Dalam surat Al-Ahzab, Allah menyebutkan bahwa di antara keadaan mereka adalah: mereka bersifat bakhil, penakut, dan lemah imannya. Mereka tidak ikut berperang dan berjihad. Bahkan, menurut teks Al-Qur’an, mereka adalah penghalang dan penghambat jalan jihad.
- Menuduh Para Mujahidinlah Penyebab Kesusahan.
Parahnya lagi, mereka memiliki lisan yang lemes dan tajam, yang mereka gunakan untuk mencela para pejuang agama Allah, mengejek mereka, dan memperbesar kesalahan serta dosa-dosa mereka. Mereka sendiri tidak mempersiapkan diri, tidak berjihad, tidak pula membela—dan juga tidak diam agar selamat. Allah Ta’ala berfirman tentang mereka:”
قَدْ يَعْلَمُ اللّٰهُ الْمُعَوِّقِيْنَ مِنْكُمْ وَالْقَاۤىِٕلِيْنَ لِاِخْوَانِهِمْ هَلُمَّ اِلَيْنَاۚ وَلَا يَأْتُوْنَ الْبَأْسَ اِلَّا قَلِيْلًاۙ ١٨ اَشِحَّةً عَلَيْكُمْۖ فَاِذَا جَاۤءَ الْخَوْفُ رَاَيْتَهُمْ يَنْظُرُوْنَ اِلَيْكَ تَدُوْرُ اَعْيُنُهُمْ كَالَّذِيْ يُغْشٰى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِۚ فَاِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوْكُمْ بِاَلْسِنَةٍ حِدَادٍ اَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِۗ اُولٰۤىِٕكَ لَمْ يُؤْمِنُوْا فَاَحْبَطَ اللّٰهُ اَعْمَالَهُمْۗ وَكَانَ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرًا ١٩
“Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi di antara kalian, dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya, ‘Marilah kepada kami.’ Dan mereka tidak mendatangi peperangan kecuali sebentar. Mereka kikir terhadap kalian. Maka apabila datang rasa takut (peperangan), kamu melihat mereka memandang kepadamu dengan mata yang berputar-putar seperti orang yang akan pingsan karena takut mati. Tetapi apabila rasa takut telah hilang, mereka mencacimu dengan lidah yang tajam, dan mereka kikir dalam kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan amal-amal mereka. Dan yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” — QS. Al-Ahzab:18–19
Ketika mendeskripsikan kepanikan yg terjdi di Damaskus setelah berita Tartar akan menyerang Ibnu Taimiyah curhat dgn tadabbur surah Al-Ahzab.
Di ayat 19 Allah menggambarkan munafik itu mengecam kaum mukminin dalam para peristiwa Khandaq atau Ahzab dengan lisan yg keras.
Ibnu Taimiyah mengatakan:
“Kadan munafik ini megatakan kepada kaum mukminin, “Ini yng terjadi pada kita lantaran kesialan kalian, kalianlah yang mengajak orang pada agama ini dan berperang karenanya, lalu sekarang kalian menyelisihi mereka.” Inilah perkataan orang munafik kepada para sahabat.
Kadang pula mereka mengatakan, “Kalianlah yang telah mengisyaratkan kepad kami untuk berada di sini dan tetap bertahan di perbatasan ini sampai saat ini. Kalau bukan karena kalian kami tentu sudah jalan-jalan dan tak terkena kesusahan seperti sekarang.”
Kadang pula mereka mengatakan, “Kalian ini ya, sudah sedikit kondisi lemah tapi masih ngoyo mau mengalahkan musuh. Kalian itu tertipu dengan ajaran agama kalian. Ini seperti yag difirmakan Allah dalam surah Al Anfal ayat 49.
Kadang pula mereka mengatakan, “Kalian ini gila ya! tak punya akal. Kalian ingin mencelakakan diri kalian dan orang yg bersama kalian.” — Majmu’ Fatawa Jilid 28 hal. 457
- Tak Mau Menyemangati Jihad, bahkan Menganggapnya Tindakan Sia-Sia.
Mereka enggan memberi semangat kepada para mujahidin, malah menggambar gemborkan kekuatan orang kafir serta bersikap inferior di hadapan musuh. Mereka menyebarkan rasa pesimis dan kegagalan di tengah barisan kaum Muslimin sehingga rakyat awam Muslimin akan terpengaruh dan tak lagi bersemangat memberi dukungan kepada jihad dan mujahidin.
Mereka melemahkan semangat kaum beriman di saat-saat sulit, dalam jihad, dan dalam peperangan. Maka Allah Ta’ala membongkar kebohongan mereka dan membantah sumpah mereka bahwa mereka adalah bagian dari kaum Muslimin.”
Allah Ta’ala berfirman:
لَوْ خَرَجُوْا فِيْكُمْ مَّا زَادُوْكُمْ اِلَّا خَبَالًا وَّلَاَوْضَعُوْا خِلٰلَكُمْ يَبْغُوْنَكُمُ الْفِتْنَةَۚ وَفِيْكُمْ سَمّٰعُوْنَ لَهُمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِالظّٰلِمِيْنَ ٤ لَقَدِ ابْتَغَوُا الْفِتْنَةَ مِنْ قَبْلُ وَقَلَّبُوْا لَكَ الْاُمُوْرَ حَتّٰى جَاۤءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ اَمْرُ اللّٰهِ وَهُمْ كٰرِهُوْنَ ٤٨
“Kalau mereka keluar bersama kalian (untuk berjihad), niscaya mereka tidak akan menambah kalian selain kekacauan, dan mereka pasti akan bergegas di antara kalian untuk menimbulkan kekacauan di tengah barisan kalian. Di antara kalian ada yang jadi telinga buat musuh. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim. — QS. At-Taubah:47
Sesungguhnya mereka telah berusaha menimbulkan kekacauan sebelumnya dan mereka telah membolak-balikkan urusan bagimu hingga datanglah kebenaran dan menanglah perintah Allah, padahal mereka membencinya.” — QS. At-Taubah:48
- Senang Melihat Mujahidin Susah, Susah Melihat Mujahidin Senang
Di antara tanda-tanda orang munafik di masa Rasulullah adalah bahwa mereka tidak suka melihat para mujahidin meraih kemenangan, mereka menantikan kekalahan para mujahidin setiap saat. Jika mereka melihat ada usaha atau jihad, mereka meremehkannya. Keberhasilan para mujahidin membuat mereka kesal. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman tentang mereka:
اِنْ تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْۚ وَاِنْ تُصِبْكَ مُصِيْبَةٌ يَّقُوْلُوْا قَدْ اَخَذْنَآ اَمْرَنَا مِنْ قَبْلُ وَيَتَوَلَّوْا وَّهُمْ فَرِحُوْنَ ٥ قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَنَآ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَنَاۚ هُوَ مَوْلٰىنَا وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ ٥١
‘Jika kamu mendapat suatu kebaikan, hal itu menyakitkan mereka, tetapi jika kamu tertimpa suatu musibah, mereka berkata, “Sesungguhnya kami telah memperhatikan urusan kami sebelumnya,” lalu mereka berpaling dengan gembira. — QS. At-Taubah:50
Katakanlah: ‘Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami; Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang mukmin harus bertawakal.’ — QS. At-Taubah:51
- Melecehkan Pendukung Jihad
Di antara tanda-tanda mereka yang paling jelas adalah celaan dan ejekan mereka terhadap orang-orang yang beramal untuk agama Allah dan para mujahidin yang berjuang dengan apa yang mereka mampu. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman tentang mereka,
اَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوٰىهُمْ وَاَنَّ اللّٰهَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ ٧٨ اَلَّذِيْنَ يَلْمِزُوْنَ الْمُطَّوِّعِيْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ فِى الصَّدَقٰتِ وَالَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ اِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُوْنَ مِنْهُمْۗ سَخِرَ اللّٰهُ مِنْهُمْۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ٧٩
“Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwa Allah Maha Mengetahui segala yang ghaib?” — QS. At-Taubah:78
“(Yaitu) orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberikan sedekah secara sukarela, dan (juga mencela) orang-orang yang tidak memiliki apa-apa selain jerih payah mereka, lalu mereka mengejeknya. Maka Allah akan membalas ejekan mereka, dan bagi mereka azab yang pedih.” — QS. At-Taubah:79
- Cinta Dunia dan Takut Mati
Di antara tanda-tanda mereka juga adalah mereka enggan ikut berperang dan berjuang, serta benci mengorbankan jiwa dan harta mereka di jalan Allah. Inilah yang disebut wahn dalam hadits dari Tsauban RA.
Sebagaimana Allah Ta’ala menyebutkan sifat ini pada mereka:
فَرِحَ الْمُخَلَّفُوْنَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلٰفَ رَسُوْلِ اللّٰهِ وَكَرِهُوْٓا اَنْ يُّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَالُوْا لَا تَنْفِرُوْا فِى الْحَرِّۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ اَشَدُّ حَرًّاۗ لَوْ كَانُوْا يَفْقَهُوْنَ
‘Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka berkata, “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah, “Api neraka Jahanam itu lebih panas,” jika mereka mengetahui. — QS. At-Taubah:81
- Inferior Terhadap Musuh dan Pesimis dengan Perjuangan
Ciri lain dari kemunafikan adalah bahwa setiap kali terjadi peperangan antara Islam dan kafir, mereka selalu mengira bahwa orang kafir atau musuhlah yang akan menang, dan proyek perjuangan jihad yang telah dibangung kaum Muslimin dengan persiapan akan kalah dan menyerah. Karena itu, mereka mulai mengungkapkan isi hati mereka yang penuh dengan kebencian dan dendam, sebagaimana firman Allah Ta’ala:”
بَلْ ظَنَنْتُمْ اَنْ لَّنْ يَّنْقَلِبَ الرَّسُوْلُ وَالْمُؤْمِنُوْنَ اِلٰٓى اَهْلِيْهِمْ اَبَدًا وَّزُيِّنَ ذٰلِكَ فِيْ قُلُوْبِكُمْ وَظَنَنْتُمْ ظَنَّ السَّوْءِۚ وَكُنْتُمْ قَوْمًا ۢ بُوْرًا ١٢
“Bahkan kamu mengira bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak akan pernah kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya, dan itu dihiasi (tampak indah) dalam hatimu. Kamu telah berprasangka buruk, dan kamu menjadi kaum yang binasa.” — QS. Al-Fath:12
Allah juga berfirman:
وَاِذْ يَقُوْلُ الْمُنٰفِقُوْنَ وَالَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اِلَّا غُرُوْرًا ١٢ وَاِذْ قَالَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْهُمْ يٰٓاَهْلَ يَثْرِبَ لَا مُقَامَ لَكُمْ فَارْجِعُوْاۚ وَيَسْتَأْذِنُ فَرِيْقٌ مِّنْهُمُ النَّبِيَّ يَقُوْلُوْنَ اِنَّ بُيُوْتَنَا عَوْرَةٌۗ وَمَا هِيَ بِعَوْرَةٍۗ اِنْ يُّرِيْدُوْنَ اِلَّا فِرَارًا ١
Dan (Ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang di hatinya terdapat penyakit berkata, “Apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kami hanyalah tipu daya belaka.” — QS. Al-Ahzab:12
Dan (ingatlah) ketika segolongan dari mereka berkata, ‘Wahai penduduk Yatsrib, tidak ada tempat (yang aman) bagi kalian, maka kembalilah!’ Dan segolongan dari mereka meminta izin kepada Nabi (untuk meninggalkan medan perang), mereka berkata, ‘Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak aman),’ padahal rumah-rumah itu tidak terbuka. Mereka tidak menginginkan apa-apa kecuali melarikan diri.” — QS. Al-Ahzab:13
- Merasa Beruntung karena Tak Terlibat Perang.
Sebagaimana orang kafir biasa mengatakan kepada teman mereka, coba kalian tak ikut perang maka kalian tetap akan hidup bahagia seperti kami. Begitupun munafik kalau melihat pasukan Muslimin diuji dengan kekalahan atau banyak yang jadi korban maka mereka mengatakan sebagaimana firman Allah:
وَاِنَّ مِنْكُمْ لَمَنْ لَّيُبَطِّئَنَّۚ فَاِنْ اَصَابَتْكُمْ مُّصِيْبَةٌ قَالَ قَدْ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيَّ اِذْ لَمْ اَكُنْ مَّعَهُمْ شَهِيْدًا ٧٢
Sesungguhnya di antara kamu pasti ada orang yang sangat enggan pergi (ke medan pertempuran). Jika kamu ditimpa musibah, dia berkata, “Sungguh, Allah telah menganugerahkan nikmat kepadaku karena aku tidak ikut berperang bersama mereka.” — QS. An-Nisa’:72
- Menganggap Janji Allah itu Hanya Tipuan
Saking akutnya penyakit hati yang ada pada mereka, hingga mereka tak segan melecehkan janji Allah yang telah mereka ketahui karena mereka juga hafal Al-Qur`an. Umumnya orang munafik itu bukan orang bodoh atau awam, karena nifaq adalah penyakit hati, bukan penyakit akal.
Sebagaimana Allah jelaskan dalam firman-Nya:
وَاِذْ يَقُوْلُ الْمُنٰفِقُوْنَ وَالَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اِلَّا غُرُوْرًا ١٢
(Ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang di hatinya terdapat penyakit berkata, “Apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kami hanyalah tipu daya belaka.” — QS. Al-Ahzab:12
Hikmah dan Kesimpulan
Dari sini menjadi jelas bagi kita bagaimana orang-orang munafik memainkan peran berbahaya yang menguntungkan musuh — entah itu dengan sengaja, atau karena dibakar oleh sentiment kelompok, hasad, dan keinginan untuk balas dendam. Mereka menyebarkan kabar-kabar yang melemahkan semangat kaum Muslimin agar redup rasa cinta kepada jihad dan syahid di jalan Allah, serta menggoda mereka untuk tetap tinggal (tidak berangkat berjihad).
Propaganda mereka tidak akan mempan untuk orang yang teguh imannya. Tapi akan berhasil menimbulkan perpecahan dan membujuk orang-orang yang lemah iman. Meski begitu, hikmahnya mereka akan jadi penyaring sehingga barisan mujahidin memang akan bersih dari karakter kemunafikan.
Ustadz Anshari Taslim, Lc.
Mudir Pesantren Bina Insan Kamil – DKI Jakarta
6 Oktober 2025