Ketika Ujian Datang Kemanakah Kita Berpihak

Ketika Ujian Datang Kemanakah Kita Berpihak?

Tadabbur Surah Muhammad ayat 31

Allah Ta’a berfirman:

اَمْ حَسِبَ الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ اَنْ لَّنْ يُّخْرِجَ اللّٰهُ اَضْغَانَهُمْ ٢٩ وَلَوْ نَشَاۤءُ لَاَرَيْنٰكَهُمْ فَلَعَرَفْتَهُمْ بِسِيْمٰهُمْ ۗوَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِيْ لَحْنِ الْقَوْلِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ اَعْمَالَكُمْ ٣٠ وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتّٰى نَعْلَمَ الْمُجٰهِدِيْنَ مِنْكُمْ وَالصّٰبِرِيْنَۙ وَنَبْلُوَا۟ اَخْبَارَكُمْ ٣١

  1. Apakah orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka (kepada Rasul dan kaum beriman)?
  2. Seandainya Kami berkehendak, niscaya Kami menunjukkan mereka kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau benar-benar dapat mengenali mereka melalui tanda-tandanya. Engkau pun benar-benar akan mengenali mereka melalui nada bicaranya. Allah mengetahui segala amal perbuatanmu.
  3. Sungguh, Kami benar-benar akan mengujimu sehingga mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu serta menampakkan (kebenaran) berita-berita (tentang) kamu.

Yang saya fokus adalah di ayat 31 pada kalimat (وَنَبْلُوَا أَخْبارَكُمْ) Jadi ketika Allah sudah tahu (menampakkan) siapa saja yg berjihad dan siapa saja yg sabar dalam jihad itu Allah juga menguji berita kita.

Nah kita ini siapa? Sepertinya yang selain mujahidin dan shabirin yang dimaksud dalam kalimat sebelumnya. Artinya menguji kabar kalian yang mengaku beriman apakah ketika kewajiban jihad itu datang sikap kalian sudah benar sesuai tuntunan syariat, atau kalian malah berpaling seperti berpalingnya orang-orang munafik yang tadinya mengaku beriman, tapi ketika datang kewajiban jihad mereka lalu mulai menampakkan penyelewengan mereka dengan menghina para pejuang.

Termasuk para komentator jihad. Karena rangkaian ayat ini dengan sebelumnya adalah bicara tentang kaum munafik yang akan terlihat dari lahn qaul mereka (isyarat dari perkataan) mereka yang menunjukkan kalau di hatinya ada kemunafikan.

Menarik ungkapan Sa’id Hawwa dalam tafsirnya Al-Asas ketika menerangkan rangkaian surah Muhammad ayat 31 bahwa hikmah dari diadakannya ujian sehingga ditampakkan siapa yang berjihad dan bersabar dalam jihad adalah agar adanya contoh teladan bagi ummat ini. Sehingga mau tidak mau mereka akan ditampakkan dan jadi terkenal agar menjadi qudwah atau teladan bagi orang setelahnya. (Al-Asas fit Tafsir jilid 9 hal. 531).

Baca Juga:  Sifat Munafik Ketika Terjadi Perang Antara Islam dengan Kafir Dalam Deskripsi Al-Qur`an

Makanya yang dituntut bila terjadi jihad adalah keberpihakan, meski kitanya sendiri tidak ikut jihadnya. Karena khabar keberpihakan itu masuk ke dalam ikhtibar (ujian) sebagaimana disebut dalam ayat ini.

Kalau tak bisa jhad setidaknya cintailah mujahidin karena yang cinta suatu kaum akan dibersamakan dengan kaum itu sebagaimana hadits:

المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ، وَلَهُ مَا اكتَسَب”

“Seseorang itu akan bersama dengan yang dia cintai dan dia memperoleh apa yang dia usahakan.”

Ini redaksi At-Tirmidzi dalam sunannya nomor hadits 2386.

Menarik kalimat, “dan dia akan memperoleh apa yang dia usahakan”. Al-Mubarakfuri dalam Tuhfat Al-Ahwadzi (7/51) menerangkan maksudnya, seseorang itu akan dikumpulkan bersama orang yang dia cintai atau idolanya dan dia mendapat pahala dari usahanya mencintai tersebut.

Kita mencintai mereka meski amal kita tidak bisa seperti mereka, tapi dalam hal kecintaan itu saja akan membuat kita sebarisan dengan mereka di akhirat nanti.

Maka cintailah para mujahidin meski di dunia mereka menderita dan tersiksa, karena siapa tahu di akhirat mereka bisa menjadi saksi bahwa meski kita tak mampu melakukan seperti mereka tapi mereka bersaksi bahwa kita di pihak mereka dalam hal kebenaran.

Ustadz Anshari Taslim, Lc.
Mudir Pesantren Bina Insan Kamil – DK Jakarta

Bagikan Artikel:

==========================================

Yuks!, perbanyak amal jariyah dengan ikut berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas dakwah islamiyah bersama Pesantren Bina Insan Kamil, salurkan donasi terbaik Antum melalui rekening:

Bank Syariah Indonesia
7000 7555 00
a/n Bina Insan Kamil Pramuka

Kode Bank: 451

Konfirmasi Transfer:
https://wa.me/6282298441075 (Gita)

Ikuti juga konten lainnya di sosial media Pesantren Bina Insan Kamil:
Instagram: https://www.instagram.com/pesantrenbik
Fanspage: https://www.facebook.com/pesantrenbik
YouTube: https://www.youtube.com/c/PesantrenBIK

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *