Takhrij Hadits Wanita Banyak Jadi Pengikut Dajjal

Takhrij Hadits Wanita Banyak Jadi Pengikut Dajjal

  1. Hadits Abu Hurairah

Ath-Thabarani meriwayatkan dalam al-Mu’jam Al-Awsath (5/331, no. 5465):

حدثنا محمد بن عثمان بن ابي شيبة قال حدثنا عقبة بن مكرم قال حدثنا يونس بن بكير عن هشام بن عروة عن ابي الزناد عن الاعرج عن ابي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم:

“لاَ يَنْزِلُ الدَّجَّالُ الْمَدِيْنَةَ وَلَكِنَّهُ يَنْزِلُ الْخَنْدَقَ وَعَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلائِكة يَحْرُسُوْنَها فَأَوَّلُ مَنْ يَتْبَعَهُ النِّسَاءُ وَالْإِمَاءُ فَيَذْهَبُ فَيَتْبَعُهُ النَّاسُ فَيَرُدُّوْنَهُ فَيَرْجِعُ غَضْبَانَ حَتَّى يَنْزِلَ الْخَنْدَقَ فَيَنْزِلُ عِنْدَ ذَلِكَ عِيْسَى بَنُ مَرْيَمَ.”

“Muhammad bin Utsman bin Abi Syaibah menceritakan kepada kami, dia berkata, Uqbah bin Mukram menceritakan kepada kami, dia berkata, Yunus bin Bukair menceritakan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari Abu Zinad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah saw bersabda:

“Dajjal tidak akan singgah di Madinah, tapi dia singgah di parit (Khandaq) di mana tiap lubang di sana dijaga malaikat. Maka yang pertama kali mengikutinya adalah para wanita dan budak wanita. Dia lalu pergi dan diikuti orang-orang yang kemudian menolaknya sehingga dia pulang dalam keadaan marah. Sampai dia singgah di parit dan saat itulah turun Isa putra Maryam.”

Kemudian Ath-Thabarani mengatakan:

لم يرو هذه الأحاديث عن هشام بن عروة إلا يونس بن بكير تفرد به عقبة بن مكرم

“Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini dari Hisyam bin Urwah kecuali Yunus bin Bukair. Uqbah bin Mukram bersendirian meriwayatkannya.”

Al-Haitsami mengomentari riwayat ini, “Para perawinya adalah perawi kitab shahih kecuali Uqbah bin Mukram Ad-Dhabbi dan dia tsiqah.” — (Majma’ Az-Zawa`id 7/669).

Tinjauan sanad:

Sebagaimana kata al-Haitsami semua perawinya adalah perawi kitab shahih dan semua terkenal sehingga tak perlu dibahas lagi.

Tinggal lagi guru Ath-Thabarani yaitu Muhammad bin Utsman bin Abi Syaibah yang sedikit kontroversial karena ada yang menuduhnya di kalangan pesaingnya antara lain Muthayyin dan Abdullah bin Ahmad bin Hanbal.

Nayif bin Shalah Al-Manshuri dalam kitabnya Irsyad Al-Qadhi wa Ad-Dani ila Tarajum Syuyuukh Ath-Thabarani menukil semua penilaian ulama dari dahulu sampai kini terhadapnya dan berkesimpulan haditsnya hasan.1

Ada jalur lain dari Abu Hurairah dikeluarkan oleh Ibnu ‘Adi dalam Al-Kamil:

حَدَّثَنَا عَبد اللَّه بْنُ مُحَمد بن سلم، حَدَّثَنا أَحْمَدُ بْنُ عَبد الرَّحْمَنِ بن وهب، حَدَّثَنا عَمِّيُّ أَخْبَرَنِي حَفْصُ بْنُ عُمَر، عَن أَبِي مَعْشَرٍ عَنْ سَعِيد الْمِقْبَرِيِّ، عَن أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيه وسَلَّم قَال:

أَكْثَرُ مَنْ يَتَّبِعُ الدَّجَّالَ النِّسَاءُ

“Abdullah bin Muhammad bin Salm menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb menceritakan kepada kami, Pamanku menceritakan kepada kami, Hafsh bin Umar mengabarkan kepadaku dari Abu Ma’syar, dari Sa’id al-Maqburi, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw yang bersabda,

“Kebanyakan yang mengikuti Dajjal adalah wanita.”

Sanad ini dhaif karena ada Hafsh bin Umar dan Abu Ma’syar Najih As-Sindi sedikit ada kelemahan padanya, tapi dia bisa dijadikan syahid atau penguat untuk riwayat sebelumnya.

  1. Hadits Abdullah bin Umar RA.

Imam Ahmad bin Hanbal mengeluarkan dalam musnadnya:

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ طَلْحَةَ، عَنْ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

” يَنْزِلُ الدَّجَّالُ فِي هَذِهِ السَّبَخَةِ بِمَرِّقَنَاةَ، فَيَكُونُ أَكْثَرَ مَنْ يَخْرُجُ إِلَيْهِ النِّسَاءُ، حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ لَيَرْجِعُ إِلَى حَمِيمِهِ وَإِلَى أُمِّهِ وَابْنَتِهِ وَأُخْتِهِ وَعَمَّتِهِ، فَيُوثِقُهَا رِبَاطًا، مَخَافَةَ أَنْ تَخْرُجَ إِلَيْهِ، ثُمَّ يُسَلِّطُ اللهُ الْمُسْلِمِينَ عَلَيْهِ، فَيَقْتُلُونَهُ وَيَقْتُلُونَ شِيعَتَهُ، حَتَّى إِنَّ الْيَهُودِيَّ، لَيَخْتَبِئُ تَحْتَ الشَّجَرَةِ أَوِ الْحَجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرَةُ لِلْمُسْلِمِ: هَذَا يَهُودِيٌّ تَحْتِي فَاقْتُلْهُ “

“Ahmad bin Abdul Malik menceritakan kepada kami, Muhammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, dari Muhammad bin Thalhah, dari Salim, dari Ibnu Umar yang berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Dajjal akan turun di tanah rawa ini di Marriqana. Ternyata yang paling banyak keluar mengikutinya adalah kaum wanita, sampai-sampai para lelaki akan kembali kepada keluarganya—ibunya, anak perempuannya, saudara perempuannya, dan bibinya—lalu mengikat mereka dengan tali karena khawatir mereka keluar mengikuti Dajjal. Kemudian Allah akan memenangkan kaum muslimin atas Dajjal. Mereka akan membunuhnya beserta para pengikutnya, sampai-sampai orang Yahudi yang bersembunyi di balik pohon atau batu, maka batu atau pohon itu akan berkata kepada orang Muslim: ‘Ini ada orang Yahudi di belakangku, maka bunuhlah dia’.”

Tinjauan sanad:

Ahmad bin Abdul Malik bin Waqid Al-Harrani merupakan rijal Bukhari dan dia tsiqah (Taqrib 1/32, no. 80).

Muhammad bin Salamah bin Abdullah Al-Bahili, tsiqah,

Muhammad bin Ishaq, shaduq tapi mudallis.

Muhammad bin Thalhah di sini adalah Ibnu Yazid bin Rukanah, sebagaimana disebutkan dengan tegas kakek dan moyangnya oleh Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Awsath, no. 4099. Lagi pula sebagaimana dalam Tahdzib Al-Kamal dialah yang biasa meriwayatkan dari Salim, dan salah satu yang meriwayatkan darinya adalah Ibnu Ishaq. Dianggap tsiqah oleh Ibnu Ma’in dan Al-Hafizh sebagaimana dalam At-Taqrib.

Salim putra Ibnu Umar tabi’iy kenamaan hujjah.

Jadi kelemahan Riwayat ini adalah pada factor Muhammad bin Ishaq yang di sini melakukan ‘an’anah dan itu membuat riwayatnya lemah karena dia seorang mudallis thabaqah ketiga. Tapi kelemahan ini menjadi ringan dan bisa dikuatkan oleh ada penguat lain.

  1. Hadits Utsman bin Abi Al-‘Ash

Imam Ahmad meriwayatkan:

17900 – حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، قَالَ:

أَتَيْنَا عُثْمَانَ بْنَ أَبِي الْعَاصِ فِي يَوْمِ جُمُعَةٍ لِنَعْرِضَ عَلَيْهِ مُصْحَفًا لَنَا عَلَى مُصْحَفِهِ، فَلَمَّا حَضَرَتِ الْجُمُعَةُ أَمَرَنَا فَاغْتَسَلْنَا، ثُمَّ أُتِينَا بِطِيبٍ فَتَطَيَّبْنَا، ثُمَّ جِئْنَا الْمَسْجِدَ، فَجَلَسْنَا إِلَى رَجُلٍ، فَحَدَّثَنَا عَنِ الدَّجَّالِ، ثُمَّ جَاءَ عُثْمَانُ بْنُ أَبِي الْعَاصِ، فَقُمْنَا إِلَيْهِ فَجَلَسْنَا، فَقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:

” يَكُونُ لِلْمُسْلِمِينَ ثَلَاثَةُ أَمْصَارٍ: مِصْرٌ بِمُلْتَقَى الْبَحْرَيْنِ، وَمِصْرٌ بِالْحِيرَةِ، وَمِصْرٌ بِالشَّامِ، فَيَفْزَعُ النَّاسُ ثَلَاثَ فَزَعَاتٍ، فَيَخْرُجُ الدَّجَّالُ فِي أَعْرَاضِ النَّاسِ، فَيَهْزِمُ مَنْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ، فَأَوَّلُ مِصْرٍ يَرِدُهُ الْمِصْرُ الَّذِي بِمُلْتَقَى الْبَحْرَيْنِ، فَيَصِيرُ أَهْلُهُ ثَلَاثَ فِرَقٍ: فِرْقَةٌ تَقُولُ: نُشَامُّهُ، نَنْظُرُ مَا هُوَ، وَفِرْقَةٌ تَلْحَقُ بالْأَعْرَابِ، وَفِرْقَةٌ تَلْحَقُ بِالْمِصْرِ الَّذِي يَلِيهِمْ، وَمَعَ الدَّجَّالِ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ السِّيجَانُ، وَأَكْثَرُ تَبَعِهِ الْيَهُودُ وَالنِّسَاءُ، ثُمَّ يَأْتِي الْمِصْرَ الَّذِي يَلِيهِ فَيَصِيرُ أَهْلُهُ ثَلَاثَ فِرَقٍ: فِرْقَةٌ تَقُولُ: نُشَامُّهُ وَنَنْظُرُ مَا هُوَ، وَفِرْقَةٌ تَلْحَقُ بالْأَعْرَابِ، وَفِرْقَةٌ تَلْحَقُ بِالْمِصْرِ الَّذِي يَلِيهِمْ بِغَرْبِيِّ الشَّامِ، وَيَنْحَازُ الْمُسْلِمُونَ إِلَى عَقَبَةِ أَفِيقٍ، فَيَبْعَثُونَ سَرْحًا لَهُمْ، فَيُصَابُ سَرْحُهُمْ، فَيَشْتَدُّ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ، وَتُصِيبُهُمْ مَجَاعَةٌ شَدِيدَةٌ، وَجَهْدٌ شَدِيدٌ، حَتَّى إِنَّ أَحَدَهُمْ لَيُحْرِقُ وَتَرَ قَوْسِهِ فَيَأْكُلُهُ، فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ نَادَى مُنَادٍ مِنَ السَّحَرِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَتَاكُمُ الْغَوْثُ، ثَلَاثًا، فَيَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: إِنَّ هَذَا لَصَوْتُ رَجُلٍ شَبْعَانَ، وَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ عِنْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ، فَيَقُولُ لَهُ أَمِيرُهُمْ: يا رُوحَ اللهِ، تَقَدَّمْ صَلِّ، فَيَقُولُ هَذِهِ الْأُمَّةُ أُمَرَاءُ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ، فَيَتَقَدَّمُ أَمِيرُهُمْ فَيُصَلِّي، فَإِذَا قَضَى صَلَاتَهُ، أَخَذَ عِيسَى حَرْبَتَهُ، فَيَذْهَبُ نَحْوَ الدَّجَّالِ، فَإِذَا رَآهُ الدَّجَّالُ، ذَابَ، كَمَا يَذُوبُ الرَّصَاصُ، فَيَضَعُ حَرْبَتَهُ بَيْنَ ثَنْدُوَتِهِ، فَيَقْتُلُهُ وَيَنْهَزِمُ أَصْحَابُهُ، فَلَيْسَ يَوْمَئِذٍ شَيْءٌ يُوَارِي مِنْهُمْ أَحَدًا، حَتَّى إِنَّ الشَّجَرَةَ لَتَقُولُ يَا مُؤْمِنُ، هَذَا كَافِرٌ وَيَقُولُ الْحَجَرُ يَا مُؤْمِنُ هَذَا كَافِرٌ “

Baca Juga:  Looking Melihat Allah Laksana Melihat Bulan Purnama

“Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Ali bin Zaid, dari Abu Nadhrah, dia berkata,

Kami datang kepada ‘Utsman bin Abu Al-‘Ash pada hari Jumat untuk mencocokkan mushaf kami dengan mushafnya. Ketika waktu salat Jumat telah tiba, ia memerintahkan kami untuk mandi, kemudian kami diberi wewangian dan memakainya, lalu kami pergi ke masjid. Kami duduk di dekat seorang lelaki yang menceritakan kepada kami tentang Dajjal. Lalu datanglah ‘Utsman bin Abu Al-‘Ash, maka kami berdiri untuk menemuinya dan duduk di dekatnya. Ia berkata:

“Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

‘Akan ada tiga kota besar bagi kaum Muslimin: satu kota di tempat bertemunya dua lautan (dipahami sebagian ulama sebagai Basrah), satu kota di al-Hirah (Irak), dan satu kota di Syam.

Kemudian manusia akan mengalami tiga kali keguncangan (kepanikan besar), dan Dajjal akan keluar di tengah-tengah manusia. Ia akan mengalahkan orang-orang dari arah timur. Kota pertama yang akan ia datangi adalah kota di tempat bertemunya dua lautan.

Penduduk kota itu akan terpecah menjadi tiga golongan:

  • Golongan yang berkata, “Mari kita mendekatinya, kita lihat siapa dia.”
  • Golongan yang melarikan diri ke pedalaman bersama orang-orang Arab Badui.
  • Golongan yang berpindah ke kota lain yang lebih dekat kepada mereka.

Dajjal akan bersama tujuh puluh ribu orang yang mengenakan pakaian istimewa (sejenis baju perang bergemerlap), dan pengikutnya yang paling banyak adalah orang Yahudi dan para wanita.

Kemudian ia akan menuju kota berikutnya. Penduduknya juga akan terpecah menjadi tiga kelompok seperti sebelumnya:

  • Kelompok yang berkata, “Mari kita lihat siapa dia.”
  • Kelompok yang pergi ke pedalaman.
  • Kelompok yang berpindah ke kota di wilayah barat Syam.

Kaum Muslimin akan berkumpul di suatu tempat bernama ‘Aqabah Afiq. Mereka mengutus rombongan penggembala hewan ternak mereka, namun hewan-hewan mereka diserang dan dirampas (oleh pasukan Dajjal), sehingga penderitaan mereka semakin berat. Mereka mengalami kelaparan dan kesusahan yang luar biasa, sampai-sampai salah satu dari mereka membakar tali busurnya dan memakannya.

Ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba ada suara penyeru di waktu subuh yang berkata:

“Wahai manusia! Pertolongan telah datang kepada kalian!” – diulang tiga kali.

Sebagian dari mereka berkata: “Ini adalah suara orang yang kenyang (bukan orang yang kelaparan seperti kita).”

Kemudian Isa putra Maryam turun saat waktu salat Subuh, lalu pemimpin kaum Muslimin berkata kepadanya:

“Wahai Ruhullah, majulah dan pimpinlah salat!”

Isa menjawab:

“Umat ini, sebagian mereka adalah pemimpin bagi yang lain.”

Maka pemimpin kaum Muslimin itu maju dan mengimami salat.

Setelah selesai salat, Isa mengambil tombaknya dan menuju ke arah Dajjal. Ketika Dajjal melihat Isa, ia mencair seperti timah yang meleleh, lalu Isa menancapkan tombaknya di antara kedua tulang dadanya dan membunuhnya.

Para pengikut Dajjal lari tunggang langgang. Pada hari itu, tidak ada sesuatu pun yang bisa menyembunyikan mereka — bahkan pohon dan batu pun akan berkata:

“Wahai orang beriman, ini ada orang kafir di belakangku!”

demikian juga batu akan berkata:

“Wahai orang beriman, ini ada orang kafir di belakangku!”

Sanad Ahmad di sini semuanya tsiqah kecuali Ali bin Zaid bin Jud’an yang dhaif, tapi kelemahannya tidak parah. Sehingga bila ada factor penguat maka bisa naik ke derajat hasan li ghairih. Yang jadi syahid (atau titik bahasan) di sini adalah kalimat, “pengikutnya yang paling banyak adalah orang Yahudi dan para wanita.” Kata “Wanita” itulah yang jadi sorotan kita. Karena kalau pengikut Dajjal adalah Yahudi maka itu shahih dari berbagai jalur yang lain.

Juga dikeluarkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dengan tambahan penguat bagi Ali bin Zaid yaitu Ayyub As-Sikhtiyani tapi dalam sanad Al-Hakim ini ada Sa’id bin Hubairah yang meriwayatkan dari Hammad bin Zaid, dari Ayyub dan Ali bin Zaid. Tapi Sa’id bin Hubairah ini dhaif dan dia matruk sebagaimana kata Adz-Dzahabi dalam Talkhis Al-Mustadrak.

  1. Hadits Jabir bin Abdullah RA

Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya:

14112 – حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَمْرٍو، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، عَنْ زَيْدٍ يَعْنِي ابْنَ أَسْلَمَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: أَشْرَفَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى فَلَقٍ مِنْ أَفْلَاقِ الْحَرَّةِ، وَنَحْنُ مَعَهُ، فَقَالَ:

” نِعْمَتِ الْأَرْضُ الْمَدِينَةُ، إِذَا خَرَجَ الدَّجَّالُ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْ أَنْقَابِهَا مَلَكٌ، لَا يَدْخُلُهَا، فَإِذَا كَانَ كَذَلِكَ، رَجَفَتْ الْمَدِينَةُ بِأَهْلِهَا ثَلَاثَ رَجَفَاتٍ، لَا يَبْقَى مُنَافِقٌ، وَلَا مُنَافِقَةٌ إِلَّا خَرَجَ إِلَيْهِ، وَأَكْثَرُ – يَعْنِي – مَنْ يَخْرُجُ إِلَيْهِ النِّسَاءُ، وَذَلِكَ يَوْمُ التَّخْلِيصِ، وَذَلِكَ يَوْمَ تَنْفِي الْمَدِينَةُ الْخَبَثَ، كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ، يَكُونُ مَعَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ الْيَهُودِ عَلَى كُلِّ رَجُلٍ مِنْهُمْ سَاجٌ، وَسَيْفٌ مُحَلًّى، فَتُضْرَبُ رَقَبَتُهُ بِهَذَا الضَّرْبِ الَّذِي عِنْدَ مُجْتَمَعِ السُّيُولِ

14122- Abu ‘Amir Abdul Malik bin Amr menceritakan kepada kami, Zuhair menceritakan kepada kami, dari Zaid yaitu Ibnu Aslam, dari Jabir bin Abdullah yang berkata:

Baca Juga:  Kalau Memang Ditolong Kenapa Malah Terbunuh? Tadabbur Surah Ash-Shaafaat ayat 171-172

“Rasulullah ﷺ naik ke salah satu celah di antara celah-celah bebatuan (al-Ḥarrah), dan kami Bersama beliau. Lalu beliau bersabda:

“Sebaik-baik negeri adalah Madinah. Ketika Dajjal keluar, di setiap pintu masuk ke Madinah akan dijaga oleh malaikat, sehingga ia tidak dapat memasukinya.

Ketika itu terjadi, Madinah akan dilanda gempa sebanyak tiga kali.

Semua orang munafik, laki-laki maupun perempuan akan keluar menuju Dajjal.

Yang paling banyak keluar mengikuti Dajjal adalah kaum wanita.

Itulah yang disebut sebagai Hari Penyaringan, hari di mana Madinah akan membersihkan (mengusir) keburukan sebagaimana tungku api membersihkan kotoran dari besi.

Dajjal akan bersama tujuh puluh ribu orang Yahudi, setiap dari mereka memakai mahkota (baju zirah dari kain tenun logam / sāj) dan pedang yang berhiaskan permata.

Dajjal akan dibacok lehernya di pertemuan arus sungai.”

Riwayat Imam Ahmad ini para perawinya shahih hanya saja Zaid bin Aslam tidak mendengar dari Jabir bin Abdullah sebagaimana pernyataan Ibnu Ma’in dalam Riwayat Ad-Duuri yang dinukil oleh Al-Asqalani dalam Tahdzib At-Tahdzib (3/341).

Demikian pula yang dikatakan Ali bin Husain bin Junaid sebagaimana yang dinukil oleh Al-Alla’iy dalam Jami’ At-Tahshil hal. 178.

Tapi Ibnu Abdil Barr dalam At-Tamhid membantah ini dengan alasan dia mendengar dari Ibnu Umar sementara Ibnu Umar lebih dulu wafat dari Jabir, maka sangat besar kemungkinan dia mendengar dari Jabir. Wallahu a’lam.
Kalaupun kita rajihkan pendapat bahwa hadits ini munqathi’ antara Zaid dengan Jabir maka masuk kategori lemah yang ringan.

  1. Hadits Asma’ binti Yazid RA.

Abdullah putra Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dalam kitabnya As-Sunnah (tahqiq Al-Qahthani):

1017 – حدثني أبو جعفر محمد بن الصباح البزاز نا إسماعيل يعني ابن زكريا عن عبد الله بن عثمان بن خثيم عن شهر بن حوشب عن أسماء بنت يزيد قالت سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يحذر أصحابه الدجال فقال

أحذركم المسيح الدجال وأنه كل نبي قد أنذر قومه وهو فيكم أيتها الأمة وسأحكي لكم من نعته ما لم تحك الأنبياء قبلي لقومهم يكون قبل خروجه سنين جدب حتى يهلك كل ذي حافر فناداه رجل فقال يا رسول الله بم يعيش المؤمنون قال مما يعيش به الملائكة ثم يخرج وهو أعور وليس الله عز و جل بأعور بين عينيه مكتوب كافر يقرأه كل مؤمن أمي وكاتب أكثر من يتبعه اليهود والنساء والأعراب يرون السماء تمطر وهي لا تمطر والأرض تنبت وهي لا تنبت فذكر الحديث بطوله إلى آخره

“Abu Ja’far Muhammad bin Shabbah Al-Bazzaz menceritkan kepadaku, Ismail yaitu putra Zakariya menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Utsman bin Khutsaim, dari Syahr bin Hausyab, dari Asma` binti Yazid yang berkata,

Aku mendengar Rasulullah ﷺ memperingatkan para sahabatnya tentang Dajjal. Beliau bersabda:

“Aku memperingatkan kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal. Sungguh, setiap nabi telah memperingatkan kaumnya tentangnya. Dan dia ada di antara kalian, wahai umat. Aku akan menceritakan kepada kalian tentang sifat-sifatnya yang belum pernah diceritakan oleh para nabi sebelumku kepada kaum mereka.

Sebelum kemunculannya, akan ada tahun-tahun kekeringan hingga binasa setiap makhluk berkuku (hewan). Lalu seorang laki-laki bertanya, ‘Wahai Rasulullah, dengan apa orang-orang mukmin hidup?’ Beliau bersabda, ‘Dengan apa yang para malaikat hidup dengannya.’

Kemudian ia (Dajjal) akan keluar dalam keadaan buta sebelah, sedangkan Allah ‘Azza wa Jalla tidak buta sebelah. Di antara kedua matanya tertulis ‘Kafir’, yang dapat dibaca oleh setiap mukmin, baik yang tidak bisa membaca maupun yang bisa membaca. Yang paling banyak mengikutinya adalah orang-orang Yahudi, wanita, dan Badui. Mereka melihat langit menurunkan hujan padahal tidak hujan, dan bumi menumbuhkan tanaman padahal tidak menumbuhkan.

(Perawi kemudian menyebutkan hadis tersebut secara lengkap hingga akhir).”

Dikeluarka pula oleh Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَمْرٍو الْخَلَّالُ الْمَكِّيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عُمَرَ الْعَدَنِيُّ، ثنا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ خُثَيْمٍ،

Dengan kalimat yang jadi bahasan kita:

أَكْثَرُ مِنْ يَتْبَعُهُ الْيَهُودُ وَالنِّسَاءُ وَالْأَعْرَابُ

“Kebanyakan yan mengikutinya adalah Yahudi, Wanita dan Arab Badui.”

Sanad riwayat ini bagus kecuali Syahr bin Hausyab. Dialah yang kontroversi, banyak yang menguatkannya ada pula yang melemahkan.

Makanya Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawa`id mengatakan Riwayat ini, “Diriwayatkan oleh Ath-Thabarani di dalamnya ada Syahr bin Hausyab sementara perawi lainnya tsiqah.”

Imam Ahmad memujinya dan menganggapnya tak masalah, bahkan dia mengatakan, “Dia meriwayatkan dari Asma` binti Yazid hadits-hadits yang bagus.”

At-Tirmidzi menceritakan bahwa Al-Bukhari menganggap kuat Syahr ini.

Ibnu Ma’in dan Al-‘Ijli menganggapnya tsiqah. — (Lihat Tahdzib Al-Kamal 12/584).

Yang meriwayatkan kalimat ini dari Syahr bin Hausyab selain Abdullah bin Utsman bin Khutsaim adalah Abdul Aziz bin Shuhaib dan dia tsiqah, sebagaimana dalam Fawa`idnya Abi AlFawaris dengan menyebut kalimat, “Kebanyakan pengikutnya adalah Yahudi, Nashrani, Majusi, Arab Badui dan Wanita.”

Lihat cetakan Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah hal. 311.

Dengan begini bisa jadi Riwayat Syahr ini dianggap shahih. Wallahu a’lam.

Mengapa Wanita?

Penyebutan Wanita sebagai yang banyak terpengaruh dengan Dajjal di riwayat di atas bukanlah perendahan kepada wanita tapi justru peringatan. Itu kasusnya sama dengan hadits bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah wanita. Sama sekali buka menghina wanita tapi justri peringatan agar para wanita lebih berhati-hati, jangan sampai ikut yang kebanyakan itu.

Wanita memang mudah terpengaruh, apalagi fitnah Dajjal amatlah dahsyat, dia bisa mengubah bukan hanya cara pandang tapi yang gaib menjadi nyata. Jauh mengalahkan sihir, jadi bukanlah hal yang mengherankan bila akan banyak orang terfitnah karenanya.

Apalagi wanita, yang mana Dajjal belum datang saja sudah banyak terfitnah bila tidak dijaga oleh para keluarga dan walinya. Itulah mengapa Islam sangat ketat menjaga Wanita, yang menurut barat dianggap mengekang kebebasan, padahal sejatinya melindungi kehormatan dan agar dia tidak menjadi korban atau bahan eksploitasi para pria jahat.

Ustadz Anshari Taslim, Lc.
Mudir Pesantren Bina Insan Kamil – DK Jakarta
15 Juli 2025


  1. Irsyad Al-Qadhi wa Ad-Dani hal. 587-588.
Bagikan Artikel:

==========================================

Yuks!, perbanyak amal jariyah dengan ikut berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas dakwah islamiyah bersama Pesantren Bina Insan Kamil, salurkan donasi terbaik Antum melalui rekening:

Bank Syariah Indonesia
7000 7555 00
a/n Bina Insan Kamil Pramuka

Kode Bank: 451

Konfirmasi Transfer:
https://wa.me/6282298441075 (Gita)

Ikuti juga konten lainnya di sosial media Pesantren Bina Insan Kamil:
Instagram: https://www.instagram.com/pesantrenbik
Fanspage: https://www.facebook.com/pesantrenbik
YouTube: https://www.youtube.com/c/PesantrenBIK

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *