Imam Ahmad mengeluarkan dalam musnadnya, no. 22397, pada musnad Tsauban RA:
22397 – حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا الْمُبَارَكُ، حَدَّثَنَا مَرْزُوقٌ أَبُو عَبْدِ اللهِ الْحِمْصِيُّ، أَخْبَرَنَا أَبُو أَسْمَاءَ الرَّحَبِيُّ، عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” يُوشِكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمُ الْأُمَمُ مِنْ كُلِّ أُفُقٍ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ عَلَى قَصْعَتِهَا
” قَالَ: قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، أَمِنْ قِلَّةٍ بِنَا يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: ” أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنْ تَكُونُون غُثَاءً كَغُثَاءِ السَّيْلِ، تُنْتَزَعُ الْمَهَابَةُ مِنْ قُلُوبِ عَدُوِّكُمْ، وَيَجْعَلُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ “. قَالَ: قُلْنَا: وَمَا الْوَهْنُ؟ قَالَ: ” حُبُّ الْحَيَاةِ وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ “
“Abu Nadhr menceritakan kepada kami, Mubarak menceritakan kepada kami, Marzuq Abu Abdullah Al-Himshi menceritakan kepada kami, Abu Asma` Ar-Rahabi mengabarkan kepada kami, dari Tsauban mawla Rasulullah saw yang berkata, Rasulullah saw bersabda,
“Hampir tiba masanya bangsa-bangsa akan bersekutu (dan saling mengajak) satu sama lain untuk menyerbu kalian, persis seperti orang-orang yang sedang makan saling mengundang ke hidangan mereka.”
Seseorang bertanya, “Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada hari itu?” Beliau bersabda, “Bahkan, pada hari itu kalian akan berjumlah sangat banyak, tetapi kalian bagaikan buih seperti halnya buih di dalam arus. Akan dicabut rasa takut dari dada musuh-musuh kalian dan Allah menimpakan al-Wahn ke dalam hati kalian.” Lalu seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah al-Wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.”
Takhrij:
Yang meriwayatkan hadits ini dari Tsauban ada 5 orang tabi’in: Abu Asma` Ar-Rahbi, Amr bin Ubaid At-Tamimi, Abu Abdis Salam, Salim Abi Al-Ja’d dan Azhar Al-Alhani.
- Riwayat Abu Asma` Ar-Rahabi:
Dikeluarkan oleh Ahmad dalam musnadnya (22397) [Musnad Ahmad (37/82, cet. Ar-Risalah)], Ibnu Abi ad-Dunya (5) [Al-‘Uqubat li Ibni Abi ad-Dunya (hal. 21)], Ath-Thabrani (1452) [Al-Mu’jam al-Kabir li ath-Thabrani (2/102)], dan Abu Nu’aim [Hilyah al-Awliya’ wa Thabaqat al-Ashfiya’ – cet. As-Sa’adah (1/182)] dari jalur Al-Mubarak, yang berkata: Telah menceritakan kepada kami Marzuq Abu Abdullah al-Himshi, telah mengabarkan kepada kami Abu Asma’ ar-Rahabi, dari Tsauban… lalu ia menyebutkan hadis tersebut.
Para perawi di sini semuanya kredibel:
Abu An-Nadhr guru Imam Ahmad adalah Hasyim bin Qasim Al-Laitsi, tsiqah tsabat (A-Taqrib At-Tahdzib, 2/173, no. 8168).
Mubarak bin Fadhalah dia shaduq tapi mudallis sebagaimana kata Ibnu Hajar dalam At-Taqrib, 2/106, no. 7288. Tapi di sini dia secara eksplisit menyebutkan haddatsana dalam riwayat Imam Ahmad, sehingga selamatlah dari kemungkinan tadlis.
Marzuq Abu Abdullah Al-Himshi, diberi predikat oleh al-Hafizh dalam At-Taqrib (2/113, no. 7387) “laa ba`sa bih” artinya haditsnya hasan.
Abu Asma`, Namanya Amr bin Martsad adalah seorang tabi’iy yang tsiqah (At-Taqrib, 1/497, no. 5747).
Maka dengan ini bisa disimpulkan bahwa status riwayat ini hasan li dzaatih.
- Riwayat Amr bin Ubaid At-Tamimi
Dikeluarkan oleh Ath-Thayalisyi:
حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْأَشْهَبِ، عَنْ عُمَرَ بْنِ عُبَيْدٍ التَّمِيمِيِّ الْعَبْشَمِيِّ، عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «يُوشِكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمُ الْأُمَمُ كَمَا تَدَاعَى الْقَوْمُ إِلَى قَصْعَتِهِمْ» قَالَ: قِيلَ: مِنْ قِلَّةٍ؟ قَالَ: «لَا وَلَكِنَّهُ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ يُجْعَلُ الْوَهَنُ فِي قُلُوبِكُمْ، وَيُنْزَعُ الرُّعْبُ مِنْ قُلُوبِ عَدُوِّكُمْ لِحُبِّكُمُ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَتِكُمُ الْمَوْتَ»
“Abu Al-Asyhab menceritakan kepada kami, dari Amr bin Ubayd at-Tamimi al-‘Absyami, dari Tsauban, budak Nabi ﷺ:
“Dikhawatirkan kalian akan disantap oleh umat lain sebagaimana kaum menyantap hidangan mereka.”
Maka ada yang bertanya, “Apakah kami minoritas wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Tidak, tapi kalian seperti buih di aliran air. Dijadikan ada wah n dalam hati kalian, serta dicabutnya rasa gentar musuh terhadap kalian, lantaran kalian cinta terhadap dunia dan takut mati.”
Tertulis Umar bin Ubaid, tapi yang benar adalah Amr bin Ubaid sebagaimana dijelaskan para muhaqqiq musnad Ath-Thayalisi. Amr bin Ubaid ini majhul. Tapi kelemahan ini menjadi ringan, apalagi dia adalah tabi’i.
- Riwayat Abu Abdus Salam Shalih bin Rustum.
Dikeluarkan oleh Abu Dawud (4297), Ath-Thabrani (600) [Musnad asy-Syamin li ath-Thabrani (1/344)], dan Al-Baghawi dari Ibnu Jabir, dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu Abdus Salam, dari Tsauban… lalu ia menyebutkan hadis tersebut. Abu Abdus Salam adalah Shalih bin Rustum, seorang majhul (tidak dikenal). Abu Hatim berkata: “Dia majhul, kami tidak mengenalnya.” [Al-Jarh wa at-Ta’dil li Ibni Abi Hatim (4/403)].
- Riwayat Salim bin Abi Al-Ja’d.
Dikeluarkan oleh Ibnu al-A’rabi (2228) dari Ali bin Zurarah al-Hadhrami dari penduduk Kufah, dari Amr bin Qais, dari seseorang yang aku duga adalah Amr bin Murrah, dari Salim bin Abi al-Ja’d, dari Tsauban… [Mu’jam Syuyukh Ibnu al-A’rabi (2/401, cet. Al-‘Ilmiyyah)].
Ali bin Zurarah dilemahkan oleh Abu Hatim (1022) [Al-Jarh wa at-Ta’dil li Ibni Abi Hatim (6/187)], dan Salim tidak mendengar dari Tsauban, sebagaimana dikatakan oleh Ahmad, Abu Hatim, dan Al-Bukhari. [Mishbah az-Zujajah fi Zawa’id Ibnu Majah (1/41)].
- Riwayat Azhar Al-Alhani.
Hadis ini juga dikeluarkan oleh Ibnu Abi ‘Ashim dalam kitab Az-Zuhd, hal. 135, no. 269: “Hisyam bin Ammar menceritakan kepada kami, Yahya bin Hamzah menceritakan kepada kami, Tsaur bin Yazid mengabarkan kepada kami, dari Al-Azhar al-Alhani, dari Tsauban…”
Perawi-perawinya terpercaya, kecuali Al-Azhar al-Alhani yang disebutkan oleh Ibnu Hibban dalam Ats-Tsiqat sesuai dengan kaidahnya. [Ats-Tsiqat li Ibni Hibban (4/38)].
Muhaqqiq kitab Az-Zuhd Ibnu Abi ‘Ashim yaitu Syekh Abdul Ali Abdul Hami mengatakan dia sedikit haditsnya dan menurut Ibnu al-Jarud dia pernah menghina Ali. Artinya dia seorang ahli bid’ah nashibi atau khawarij, bisa dianggap dhaif, tapi karena masih dalam periode tabi’in biasanya tidak termasuk pendusta.
Syahid (Penguat dari jalur Shahabi yang lain):
Hadis ini memiliki syahid (penguat) dari hadis Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imama Ahmad dalam musnadnya di musnad Abi Hurairah, no. 8713:
Telah menceritakan kepada kami Abu Ja’far al-Mada’ini, telah mengabarkan kepada kami ‘Abdush Shamad bin Habib al-Azdi, dari ayahnya Habib bin Abdullah, dari Syubail bin ‘Auf, dari Abu Hurairah, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ berkata kepada Tsauban:
«كَيْفَ أَنْتَ يَا ثَوْبَانُ، إِذْ تَدَاعَتْ عَلَيْكُمُ الْأُمَمُ كَتَدَاعِيكُمْ عَلَى قَصْعَةِ الطَّعَامِ تُصِيبُونَ مِنْهُ؟» قَالَ ثَوْبَانُ: بِأَبِي وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَمِنْ قِلَّةٍ بِنَا؟ قَالَ: «لَا، بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنْ يُلْقَى فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهَنُ» قَالُوا: وَمَا الْوَهَنُ؟ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «حُبُّكُمُ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَتُكُمُ الْقِتَالَ»
‘Bagaimana keadaanmu, wahai Tsauban, jika bangsa-bangsa bersekutu atas kalian seperti bersekutunya kalian pada piring makanan, yang kalian akan mendapatkan bagian darinya?!’ Tsauban bertanya: ‘Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, apakah itu karena jumlah kami yang sedikit?’ Beliau menjawab: ‘Tidak, bahkan pada hari itu kalian akan berjumlah sangat banyak, tetapi al-wahn akan dilemparkan ke dalam hati kalian.’ Mereka bertanya: ‘Apakah al-wahn itu, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab: ‘Kecintaan kalian pada dunia, dan kebencian kalian terhadap pertempuran (jihad).'” [Musnad Ahmad (14/331, cet. Ar-Risalah)].
Riwayat ini lemah karena kelemahan ‘Abdush Shamad bin Habib al-Azdi al-Azdi. [At-Tarikh al-Awsath (2/202)].
Kesimpulan:
Semua jalur hadis ini lemah, kecuali jalur Mubarak yang hasan yang ada dalam musnad Imam Ahmad di atas yang berstauts hasan lidzatih. Dengan banyaknya penguat yang berderajat dha’if ringan maka hadits ini naik menjadi shahih li ghairih.
Ustadz Anshari Taslim, Lc.
Mudir Pesantren Bina Insan Kamil – DK Jakarta
4 September 2025