
Pada kali ini saya akan me-review pesantren inspiratif yang sudah membekali para santrinya dengan ilmu dasar agama Islam. Tulisan ini wajib saya buat dan saya share agar dapat memberikan informasi kepada pembaca bahwa ada tempat menuntut ilmu syar’i yang berkualitas jayyid jiddan di tengah kota Jakarta. Kenapa disebut inspiratif? Karena pesantren ini berhasil mencetak santri-santrinya untuk terjun langsung ke medan dakwah yang kerap terlupakan oleh sebagian besar pendakwah di Jakarta.

Pesantren tempat saya menimba ilmu ini tidak seperti pesantren yang kita ketahui pada umumnya, bahkan sama sekali tidak tampak seperti pesantren. Fisik bangunan pesantren ini berupa satu gedung mungil, letaknya berdempet dengan rumah warga dan akses jalan masuknya berupa gang sempit. Di dalamnya cuma ada satu ruangan yang disekat menjadi dua ruang kelas untuk memisah ikhwan dan akhwat. Tidak ada yang “mondok” di situ, saat pagi dijadikan kelas TK namun setiap malam, dari Senin hingga Sabtu, sibuk dengan aktivitas pembelajaran keislaman. Santrinya-pun beragam pendidikan, macam macam latar belakang sosial dan rentang usia yang berbeda, namun semuanya duduk bersama dengan satu tujuan : menimba ilmu agama.

Pesantren Bina Insan Kamil (BIK) namanya. Membangun manusia yang sempurna tujuannya, sempurna aqidahnya, dan sempurna akhlaqnya. Mata pelajaran yang diberikan yaitu ilmu Aqidah untuk memperkuat ketauhidannya, Ilmu Fiqh sebagai pedoman melaksanakan ibadah dan berakhlaq. Ilmu Fiqh Sosial untuk pedoman langkah yang tepat dalam kehidupan bersosial dan bernegara. Adapun Bahasa Arab bertujuan untuk menggali ilmu agama langsung dari kitab-kitab sumbernya, memudahkan membaca dan memahami Al-Quran dan Hadits. Begitulah pesantren ini dibangun dan dibesarkan. Salah satu tempat menuntut ilmu cuma-cuma bagi siapa saja yang ingin belajar, menerapkan dan melanjutkan estafet dakwah. ( Website pesantren klik di sini)

Lama Program ini 1 tahun. Pada saat pendaftaran, calon santri diseleksi terlebih dahulu melalui tes kemampuan baca Qur’an dan wawancara. Karena dibutuhkan komitmen yang tinggi untuk bisa mengikuti program ini, tidak semua santri yang mendaftar pasti diterima tapi berdasarkan hasil seleksi. Adapun buku yang dipelajari yaitu Buku Fikih Praktis Mazhab Syafii matan Abu Syuja Al Ashfahani, Buku Aqidah yang dibahas buku kitab Tauhid karya syaikh Muhammad At Tamimi dan Bahasa Arab menggunakan buku Durusul Lughoh Al Arabiyya. Ada 2 kali pertemuan dalam sepekan, belajar dilakukan pada waktu malam hari dimulai bada magrib sampai pukul 21.00 WIB. Sesekali ada ustadz-ustadz lain yang diundang untuk memberikan materi seperti beberapa waktu lalu ada ustadz Oemar Mita, Lc. yang menyampaikan materi Fiqih. Selain kegiatan belajar, ada juga kegiatan kegiatan lain sebagai penunjang pengetahuan santri seperti Mabit, Pelatihan Desain, Pelatihan Jurnalistik, buka puasa bersama dan acara silaturrahmi.

Saya merasa bangga menjadi salah satu keluarga besar BIK, bertemu dengan guru yang memang sesuai dengan bidang keilmuannya : Ustadz Anshari Taslim, Lc. (link blog Ustadz Anshari) Ustadz Ahmad Fairuz, Lc. (link blog Ustadz Fairuz), Ustadz Mustaqim, Lc dan Ust M. Zainal Muttaqin. Merupakan guru “sukarela” yang menginspirasi, dan memotivasi santrinya untuk selalu bergerak ke medan dakwah.

Dakwah Marginal adalah sasaran dakwahnya. Melibatkan santrinya untuk terjun ke lapak-lapak pemulung, perumahan kumuh dan anak anak jalanan yang ada di pusat Ibukota, untuk mengenalkan huruf Hijaiyyah, mengajarkan bacaan sholat dan mengajarkan Al Quran bagi mereka yang memang sebelumnya tidak tersentuh oleh dakwah-dakwah modern. Dengan adanya dakwah marginal, diharapkan lapisan masyarakat yang terpinggirkan ini dapat kembali merasakan manisnya iman di tengah pahitnya kehidupan dunia ibukota.



Beberapa foto di atas menunjukkan aktivitas dakwah marginal santri BIK di dua titik dakwah. Namun sebenarnya ada banyak titik dakwah marjinal yang digarap oleh santri BIK, yaitu di Matraman, Rawamangun, Pinang Ranti, Stasiun Gambir, Rusun Rawabebek, dan Sekolah Master Depok. Sasaran dakwahnya meliputi kalangan bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak yang diajar setiap pekannya. Saya berharap lewat tulisan ini dapat menarik minat para pembaca untuk bergabung dengan pesantren BIK, menjadi pembelajar ilmu syar’i dan menjadi bagian dari dakwah marginal.
MARI AKTIF TERLIBAT DALAM DAKWAH DEMI MERAIH BERKAH
Salurkan donasi anda ke Rekening
700075550
BNI Syariah a/n Yayasan Bina Insan Kamil Pramuka
KONFIRMASI
Kiki 0857-1655-5154