Jadilah pelopor atau inspirator

Jadilah Pelopor atau Inspirator

Mungkin kita semua pernah mendengar hadits Rasulullah saw yang berbunyi:

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ

“Siapa yang membuat suatu kebiasaan dalam Islam ini kebiasaan baik yg diamalkan orang maka dia akan mendapatkan pahala siapa saja yg mengamalkan itu tanpa mengurangi pahala orang-orang yg mengamalkannya sedikitpun…..”

Hadits ini ada dalam Shahih Muslim, musnad Ahmad, Sunan An-Nasa`iy dan lain-lain, diriwayatkan dari tiga orang sahabat Nabi, yaitu Abu Hurairah, Hudzaifah bin Al-Yaman dan Jarir bin Abdullah radhiyallahu anhum.

Nah yang menarik riwayat Jarir, karena ada cerita mengapa Rasulullah mengucapkan itu. Ada beberapa Arab Badui dari suku Mudhar datang dengan pakaian dari wol dan menunjukkan bahwa mereka sangat kesusahan. Maka Rasulullah memerintahkan Bilal untuk azan, dan setelah shalat beliau berpidato menganjurkan orang-orang bersedekah bersedekah.

Tapi para sahabat belum juga ada yg mau bersedekah untuk para miskin ini, sampai-sampai terlihat kekecewaan di wajah Rasulullah, kok orang-orang belum juga ada yang terpanggil.

Sampai ada seorang Anshar berdiri memawa sebungkusan di kedua tangannya hingga dia sendiri kerepotan menggenggam bungkusan itu untuk disumbangkan. Nah, setelah melihat ada salah satu dari mereka yang maju memberikan sumbangan maka para sahabat lain yang tadinya hanya saling pandang karena malu ini beramai-ramai mengeluarkan harta mereka turut menyumbang, hingga mereka bisa mengumpulan dua karung penuh berisi makanan dan pakaian.

Melihat ini, muka Rasulullah yang tadi menyiratkan rasa kecewa berubah jadi gembira dan bangga, lalu beliaupun mengucapkan hadits di atas.

Hadits yang riwayat Jarir ini bisa dilihat di Shahih Muslim, no. 1017, kitab Al Ilmu bab man sanna hasanah aw sayyi`ah, juga ada dalam musnad Ahmad dan Mushannaf Ibnu Abi Syaibah,

Baca Juga:  Mengurus Janda dan Miskin

Pesan moralnya:

  1. Untuk berbuat kebaikan dan menjalankan proyek dakwah harus ada yang berani jadi pelopor, supaya yang lain ikut. Kebanyakan mental manusia dari suku bangsa apapun ada rasa kurang enak untuk memulai, tapi kalau sudah ada yg memulai maka banyak yg akan ikut, karena sebenarnya pengen tapi malu memulai.
  2. Bolehnya menggalang donasi, karena Rasulullah jelas menggalang donasi untuk membantu para sahabat miskin dari suka Mudhar ini dengan membuat pengumuman setelah shalat.

Demikianlah diperlukan siapa yang mau memulai agar menjadi inspirator dan pelopor dalam kebaikan. Di saat itulah kebaikan itu harus ditampakkan bukan karena riya` tapi untuk memotivasi dan mengispirasi. Akibatnya, semua orang yang ikut termotivasi dan terinspirasi melakukan kebaikan sejenis akan menyetor pahala semacam royalty kepada sang inspirator dan pelopor ini. Maka jangan heran bila di akhirat sumbangan kita hanya 100 ribu tapi pahalanya jadi satu trilyun karena banyaknya yang ikut menyumbang.

Ustadz Anshari Taslim, Lc.
Mudir Pesantren Bina Insan Kamil – DKI Jakarta
Anggota Dewan Syura DDII DKI Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *