Keledai Yang Jadi Sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam

“Keledai” Yang Jadi Sahabat Nabi Shallallahu’laihi Wa Sallam

Al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab Al-Hudud di Shahihnya bab maa yukrahu min la’ni syaaribil khamri….”

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، قَالَ: حَدَّثَنِي خَالِدُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلاَلٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ، أَنَّ رَجُلا عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ اسْمُهُ عَبْدَ اللَّهِ، وَكَانَ يُلَقَّبُ حِمَارًا، وَكَانَ يُضْحِكُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ جَلَدَهُ فِي الشَّرَابِ، فَأُتِيَ بِهِ يَوْمًا فَأَمَرَ بِهِ فَجُلِدَ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ القَوْمِ: اللَّهُمَّ العَنْهُ، مَا أَكْثَرَ مَا يُؤْتَى بِهِ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ تَلْعَنُوهُ، فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ إِنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ»

Dari Umar bin Khaththab RA yang berkata, “Ada seorang sahabat bernama Abdullah yang digelari “himar” keledai, karena sering kali melakukan kekonyolan tapi juga sering bikin Nabi ketawa karena kekonyolannya itu. Nabi ﷺ mencambuknya karena mabuk. Suatu hari dia dibawa karena kasus mabuk dan Rasulullah memerintahkan untuk mencambuknya, maka adalah seseorang yang berkata, “Ya Allah, laknatlah dia, sudah sering kali dia dibawa untuk dicambuk (karena mabuk).”

Mendengar itu Rasulullah ﷺ bersabda, “Jangan laknat dia karena demi Allah, yang kutahu dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.”

Apa yang dia lakukan?

Menggabung beberapa riwayat termasuk riwayat Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah dan Abu Ya’la dalam Musnadnya (musnad Umar nomor hadits 176), dia ini kalau datang menemui Nabi selalu harus bawa hadiah, biasa berupa kue dari samin, kue dari madu, intinya hadiah mentereng lah. Tapi habis itu tiba-tiba datang penjual kue tersebut nagih bayaran, karena ternyata dia ini ngutang hanya buat ngasi hadiah ke Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Baca Juga:  Tinggalkan yang Haram Allah Ganti dengan yang Halal

Lalu ketika ditanya, “Lha ini katanya hadiah, bayarin dong” dia menjawab, “Aku ngga punya uang ya Rasulullah.”

Itulah yg buat Rasulullah tertawa dan akhirnya Rasulullah juga yg bayar.

Intinya dia melakukan itu karena cintanya kepada Rasulullah, sehingga merasa harus bawa oleh-oleh kalau ketemu beliau meski ngutang.

Jeleknya dia ini sering kedapatan mabuk dan dalam beberapa riwayat sudah dihukum cambuk beberapa kali oleh Rasulullah sebagai pelaksanaan had. Sampai kali keempat dicambuk lagi hingga para sahabat ada yang mukulnya pakai sendal, menaburi kepalanya dgn tanah, dan akhirnya seorang sahabat melaknatnya sembari berkata, “Udah sering banget dia kayak gini!!!”

Mendengar itu Rasulullah menegur dan berkata,

لَا تَلْعَنُوهُ فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ إِنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Jangan laknat dia, tidaklah kuketahui darinya kecuali bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.”

===================================

Hanya satu faidah yang ingin saya soroti di sini, kecintaannya kepada Rasulullah dgn sebenar-benar cinta yg dia wujudkan dgn perbuatan terkesan konyol, karena Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fath Al-Bari mengatakan, (أو أنه لما تكرر منه الإقدام على الفعل المذكور نُسِب إلى البلادة فأُطْلِق عليه اسم من يتصف بها ليرتدع بذلك) (karena seringnya dia melakukan perbuatan yg teranggap bodoh atau konyol itu, agar dia jera) yaitu rela ngasi hadiah kepada Rasulullah kue yg mahal padahal ternyata ngutang dan malu akhirnya karena penjualnya nagih ketahuan Rasulullah.

Berbagai bentuk cinta sejati kepada Baginda Nabi bisa diaplikasikan tiap orang sesuai batasan syar’i. Bisa dalam bentuk menyenangkan Nabi ketika beliau masih hidup, nah ketika beliau sudah wafat seperti sekarang ini maka tentu tiap orang punya cara mengaplikasikan cinta itu, termasuk akan marah bila sosok beliau dihina.

Baca Juga:  Bolehkah Jualbeli Emas Non Uang Secara Cicilan?

Maka biarpun dia sering kali bermaksiat tapi kalau cinta Nabi itu tumbuh dari hati maka itu menunjukkan keimanan dalam dirinya yang bisa menyebabkan dia bertobat dan mendapat syafa’at di hari akhir nanti.

Anshari Taslim
19 September 2021

Bagikan Artikel:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *