
Pertama, coba deh perhatikan apa yang Kamu dapatkan dibangku sekolah perihal sejarah, informasi yang ada disana apakah betul memang begitu faktanya? Bagaimana jika semua yang diajarkan adalah memang rencana pemerintah untuk membentuk pola pikir masyarakat sesuai kemauan Mereka? Sehingga fakta sejarah yang merugikan kekuasaan, mereka hilangkan, diganti sedemikian rupa agar masyarakat yang mayoritas tidak lagi memiliki semangat dalam memperjuangkan ideologinya
Faktanya di dalam buku sejarah yang ada di sekolah-sekolah sengaja dibentuk untuk menghilangkan peran ulama dan santri dalam bela negara bangsa dan agama. Digantikan pelaku sejarahnya oleh yang lain.
Realitas penulisan sejarah Indonesia yang sengaja menghilangkan peran ulama dan santri sebagai pelaku sejarah adalah dampak dari para ulama dan santri sekarang lebih mengutamakan Tarikh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam dan sejarah Khulafaur Rasyidin atau sejarah Timur Tengah. Sebaliknya sejarah ulama Indonesia sebagai warosatul ambiya di Indonesia tidak dijadikan objek pembelajaran sejarahnya.
Bung Karno dalam bukunya Dibawah Bendera Revolusi, mengingatkan bahwa ulama kurang feelingnya terhadap sejarah. Ulama kurang perhatiannya terhadap sejarah sebagai tulisan. Tidak paham bahwa dengan sejarah akan dapat mengubah alam pikiran manusia pembacanya. Dampaknya setelah proklamasi ulama tidak berminat untuk turut serta duduk dalam departemen pemerintahan. Sehingga kekuasaan dipegang oleh orang-orang yang ingin menghilangkan keberadaan Islam di tanah air ini.
Sejarah ditulis oleh para pemenang, “History has been written by the victors”. Inilah adagium yang konon pertama kali dikemukakan oleh Winston Churchill (ada pula yang menyatakan berasal dari Napoleon) yang mendominasi asersi modern dan post-modern mengenai natur dari sejarah. Maka jadilah seorang pemenang hingga kelak mampu untuk menuliskan sejarah, bahkan mampu mengubah sejarah yang telah ada sebelumnya.
“Perhatikanlah Sejarahmu untuk hari Esokmu” (QS. 59:18)