Di antara hal yang harus dipelihara seorang da’i terkait diri sendiri, selain ibadah dan semangat beramal shalih, adalah menjaga kehormatan diri dari meminta-minta kepada orang lain.
Sungguh, rezeki yang paling baik dimakan seorang hamba, utamanya da’i di jalan Allah adalah rezeki yang bersumber dari usaha tangannya sendiri. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
“Tidaklah seorang memakan makanan yang jauh lebih baik daripada dia makan dari pekerjaan tangannya. Dan sesungguhnya Nabi Allah, Dawud Alaihis Sallam makan dari pekerjaan tangannya”. (HR Bukhari, no. 2072).
Akan tetapi, bukan berarti bahwa tidak boleh menerima pemberian. Bisa saja, selama tidak diniatkan, diharap-harapkan, apalagi diminta.
Dari Umar bin Al-Khattab Radhiallahu Anhu, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْطِينِي العَطَاءَ، فَأَقُولُ: أَعْطِهِ مَنْ هُوَ أَفْقَرُ إِلَيْهِ مِنِّي، فَقَالَ: «خُذْهُ إِذَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا المَالِ شَيْءٌ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ، فَخُذْهُ وَمَا لاَ فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ
“Adalah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah memberikan pemberian kepadaku. Lalu aku berkata: “Berikan kepada orang yang lebih miskin dariku”. Beliau pun bersabda: ”Ambillah! Jika datang kepadamu sesuatu dari harta, sedangkan engkau tidak mengharapkan dan tidak pula meminta, maka ambillah! Adapun jika tidak (maksudnya, engkau mengharap dan meminta), maka jangan ikuti hawa nafsumu (tinggalkan)”. (HR. Bukhari, no. 14734).
Wallahu A’lam
Rappung Samuddin